TEMPO.CO, Kuningan - Kebakaran Gunung Ceremai terlihat dari kejauhan hingga jarak pandang 25 kilometer. Dari Desa Ciawigebang, warga bisa melihat jelas 4 titik api yang melalap di ketinggian 2.664-2.900 MDPL.
Diperkirakan kebakaran akan terus meluas. Upaya pemadaman menggunakan Heli Water Bombing jenis Bell 421SP milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana baru akan dilakukan Sabtu, 10 Agustus 2019 mulai pukul 06.00 WIB.
Kepala Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin, membenarkan hingga Jumat petang helikopter berhasil melakukan survei lokasi.
Heli jenis bell mampu membawa 1.000 liter air dari Waduk Darma. Disediakan dua landasan di sekitar Palutungan dan Lapang Bola Cigugur. “Heli Water Bombing membantu memadamkan di kawasan puncak, sedangkan tim pemadaman jalur darat sampai malam ini masih berada di tiga lokasi,” kata Agus kepada Tempo, Jumat, 9 Agustus 2019.
Upaya pemadaman melalui jalur darat oleh 60 orang tim gabungan dari TNGC, BPBD Kuningan, BPBD Majalengka, Brimob Batalion C Pelopor, Masyarakat, MPGC Apuy, MPGC Palutungan dan pecinta alam. Sebanyak 16 orang menuju lokasi pos pendakian Apuy, 10 orang pos pendakian menuju Palutungan, 34 orang menuju lokasi kebakaran.
Sedangkan 60 personil lain siaga di posko untuk menggantikan keesokan harinya. “Total tim gabungan Kuningan dan Majalengka sebanyak 219 orang,” jelas Agus.
Menurut Agus, dari pantauan personil BPBD yang di lokasi kebakaran, titik koordinat 6°54'06.066" Selatan, 108°24'04.470" Timur, api masih menyala mengarah ke timur di atas Blok Sanghiyang Ropoh ketinggian 2.667 MDPL dan sebagian api sudah melintasi jalur pendakian Palutungan, kondisi angin cukup kencang mengarah ke utara.
Kebakaran sejak 7 Agustus 2019 sampai saat ini belum pasti ditaksir luasannya, dikarenakan lahan masih terbakar di Blok Sanghiyang Ropoh ketinggian 2.667 MDPL masih belum padam. Sampai saat ini diperkirakan sudah melalap 308 hektar.
Kesulitan pemadaman kebakaran kali ini dikarenakan berada di lereng gunung dengan tingkat kemiringan cukup curam dan api menyebar di sekitaran leher gunung dengan ketinggian 2.667 – 2900 MDPL. Sehingga BPBD Jawa Barat meminta Heli Water Bombing ikut membantu pemadaman.
Berbeda dengan kebakaran tahun 2018 yang berada di ketinggian 1.800-2.200 MDPL, pada 2018 sebanyak 1.310 hektar hutan di kawasan TNGC hangus terbakar, selama dua pekan api baru bisa ditaklukan melalui jalur darat. Hingga kini terjadi kebakaran lagi, penyebab kebakaran tidak terungkap.
Hampir setiap tahun kawasan Taman Nasional Gunung Ceremai terbakar, Gunung Ceremai memiliki ketinggian 3.078 meter, ketinggian puncak 2.792 MDPL. Gunung jenis stratovulcano ini terkahir meletus tahun 1951. Polisi sampai saat ini masih menyelidiki penyebab kebakaran.