TEMPO.CO, Jakarta - Pengemudi taksi online, Hendriatmo, bergegas ke lokasi pendaftaran program rumah DP nol di Klapa Village, Jakarta Timur, Sabtu 10 Agustus 2019. Dia rela tak mencari penumpang karena berharap mendapatkan jatah rumah murah dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta itu.
Tiba di Klapa Village pukul 11.00 WIB, dia masih harus mengantri hingga dilayani pada pukul 14.00 WIB. Namun pengorbanannya untuk tidak narik setengah hari ini cukup terbayar. Namanya sudah masuk ke dalam data Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) DKI Jakarta sebagai calon penghuni rumah DP Nol.
Pria yang sudah 11 tahun mengontrak di kawasan Condet, Jakarta Timur tersebut mengaku awalnya tak berencana membeli rumah DP nol rupiah. Dia bahkan tak mengetahui adanya program tersebut sampai salah seorang penumpangnya bercerita.
"Cerita-cerita dengan penumpang ada rumah DP nol, cocok lah," kata Hendri saat ditemui Tempo lokasi pendaftaran, Sabtu, 10 Agustus 2019.
Dia menceritakan tak memiliki uang cukup untuk membeli rumah di Jakarta. Sebab, menurut dia, harga tanah Jakarta semakin mahal dari tahun ke tahun.
Setiap tahunnya Hendri harus membayar rumah kontrak senilai Rp 18 juta. Sejak dua tahun lalu bapak tujuh anak ini mencari nafkah dengan menjadi mitra Grab Car. Kendaraan yang digunakannya pun mobil sewaan seharga Rp 200 ribu per hari.
Penghasilannya tak tentu karena bergantung pada sepi atau ramainya penumpang. Namun, rata-rata dia bisa mengantongi Rp 6 juta per bulan. Angka itu belum ditambah bonus sekitar Rp 6 juta per bulan.
Karena itu, dia tak masalah untuk mencicil rumah DP nol rupiah di angka Rp 2 juta per bulan. Dia berencana membeli rumah DP nol dengan dua kamar alias tipe 36. Rumah tipe 36 dibanderol Rp 335-341 juta.
"Dua jutaan enggak masalah karena bayar kontrakan juga segitu. Tau sendiri rumah di Jakarta setiap tahun makin gila aja," ucap dia.
Pemerintah DKI membuka pendaftaran gelombang kedua pembelian rumah DP 0 rupiah untuk rumah susun sederhana milik (rusunami) yang baru hingga 13 Agustus 2019 di lokasi rusunami Klapa Village.
Namun sayangnya harapan Henri untuk segera menempati rumah DP nol rupiah itu masih harus terpendam. Pasalnya pendaftaran kali ini bertujuan mendata berapa warga DKI yang membutuhkan rumah.
Artinya, pendaftar kali ini belum tentu mendapatkan satu dari 790 unit rumah DP nol yang sudah terbangun di Klapa Village. Pemprov DKI Jakarta saat ini tengah mencari sejumlah lokasi yang cocok untuk dijadikan lokasi program tersebut dan belum jelas kapan akan dibangun dan bisa ditempati.