TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan dirinya tak merasa tersindir oleh ucapan Presiden Jokowi yang menganjurkan pejabat untuk tak menggunakan studi banding sebagai alasan plesir ke luar negeri. Selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta sejak 2017, dia mengaku tak pernah melakukan hal itu.
"Karena kalau saya pergi gak pernah studi banding. Saya justru ke sana mempromosikan Indonesia, mengkampanyekan indonesia," kata Anies usai mengikuti rapat paripurna di DPRD DKI, Jumat, 16 Agustus 2019.
Presiden Jokowi dalam pidato kenegaraannya di Gedung DPR RI hari ini menyindir pejabat yang suka pelesiran ke luar negeri dengan dalih studi banding kebijakan. Menurut dia, studi banding sebenarnya bisa dilakukan dengan cara yang sederhana yaitu mencari informasi di dunia maya.
Sambil mengangkat telepon pintarnya, Presiden mengatakan, "Mau ke Amerika di sini ada komplit, mau ke Rusia di sini juga, Ke Jerman di sini juga ada. Dan saya kira ini juga relevan untuk bapak ibu anggota dewan."
Anies mengaku sempat beberapa kali ke luar negeri sebagai Gubernur DKI Jakarta. Namun hal itu dia lakukan untuk memenuhi undangan menjadi pembicara. Lawatannya itu pun bukan inisiatif pribadi untuk melakukan studi banding.
Sebelum menjadi pejabat di pemerintahan, Anies menyatakan sudah keliling dunia untuk berbicara soal Indonesia. "Saya bukan menyombongkan diri. Tapi supaya pada sadar nih kalau soal jalan-jalan (ke luar negeri) sudah lewat saya."
Anies mengaku tahun ini telah beberapa kali berkunjung ke luar negeri. Kunjungan pertama adalah menjenguk almarhum Ani Yudhoyono saat tergolek sakit di rumah sakit Singapura. Lalu kunjungan Anies ke Jepang untuk ikut dalam pertemuan Tahunan Tingkat Tinggi Gubernur Wali Kota Urban-20 (U20).
Selain itu, Anies Baswedan juga mengaku berkunjung lagi ke Singapura untuk menjadi pembicara dalam pertemuan para perdana menteri dan menteri dan terakhir kunjungannya ke Medelline, Kolombia. "Pertemuan world city summit di Madeline sekaligus mengundang Formula E datang ke Indonesia."