TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengajukan total rencana anggaran untuk penyelenggaraan balap Formula E sekitar Rp 1,3 triliun. Itu belum termasuk Jakarta Propertindo juga mengajukan Penyertaan Modal Daerah (PMD) untuk mengerjakan infrastrukturnya senilai Rp 305,2 miliar.
Rencananya Jakarta akan menjadi tuan rumah Formula E pada Juni 2020. Anies mengklaim lomba akan mendorong pergerakan ekonomi pelaku industri hingga Rp 1,2 triliun, mulai dari perhotelan, kuliner, hingga side event. "Bisa banyak sekali side event yang dihasilkan termasuk pre event dan yang paling penting nama nama Indonesia menjadi terpandang," ujarnya.
Berikut rincian anggaran yang direncanakan dan perbandingan dengan beberapa kota dunia penyelenggaraan lomba balap mobil listrik Formula E:
Penyelenggaraan
- biaya penyelenggaraan: Rp 378 miliar
- biaya asuransi: Rp 556 miliar
- biaya pendaftaran tuan rumah: Rp 360 miliar
- biaya sosialisasi pra event (Jakarta Fun Race 2019): Rp 600 juta
- Pre FS dan R&D: Rp5 miliar
- Civil work dan pembuatan jalan raya: Rl122 miliar
- Dinding dan pagar: Rp48 miliar
- Pembuatan trek dan jalur balap: Rp67,2 miliar
- Layanan umum seperti keamanan, pembersihan, pengelolaan sampah, manajemen lalu lintas, dan layanan parkir: Rp10 miliar
- Honor untuk tim pelaksana lokal: Rp6 miliar;
- Biaya lain yang belum terduga: Rp25 miliar;
- Safety dan race material: Rp35 miliar
Perbandingan anggaran daerah yang dikeluarkan untuk menjadi host Formula E dengan kota lain
- Membangun dan membongkar jalur: $ 9 juta
- Persetujuan trek: $ 226 ribu
- Pembayaran pertama biaya balapan: $ 1,5 juta
- Gaji dan biaya lain untuk organisasi yang bertanggung jawab atas Montreal, acara listrik terbaik: $ 250 ribu
- Perlindungan lintasan: $ 7,5 juta
- Kompensasi warga untuk parkir: $ 80 ribu
- Pekerjaan jalan: $ 4,4 juta
- Jasa rekayasa: $ 450 ribu