TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Komisi D DPRD DKI Jakarta Pandapotan Sinaga pesimistis rencana pembangunan 10 rumah susun atau rusun di ibu kota bisa rampung dalam dua tahun seperti yang ditargetkan. Pandapotan khawatir rusun baru rampung pada tahun ketiga.
"Sampai sekarang lelangnya sudah delapan bulan belum selesai. Lelang sudah dilakukan sejak Januari lalu," kata Pandapotan saat dihubungi, Rabu, 21 Agustus 2019.
Pada tahun lalu, kata dia, Dinas Perumahan DKI meminta agar pembangunan rusun dilakukan secara tahun jamak atau multi years. Alasannya, pemerintah sempat kewalahan membangun rusun hanya dalam waktu satu tahun. Dewan pun mengamini permintaan pemerintah.
"Kami harap jangan diperpanjang lagi. Tetap laksanakan sesuai target dua tahun," ujarnya.
Menurut dia, jika pembangunan rusun molor dari waktu, maka yang terkena imbasnya adalah warga. Penghuni rusun Karang Anyar misalnya. Mereka harus mengontrak karena rusun Karang Anyar, direvitalisasi total.
"Kalau pembangunan sampai tiga tahun, berarti mereka tambah lama mengontrak di luar," ucapnya.
Pemerintah menargetkan pembangunan 10 rusun dalam waktu 16 bulan. Artinya rusun tersebut baru bisa selesai pada 2021.
"Kenapa tidak 10 atau 12 bulan saja target pembangunannya. Rusun sebelumnya bisa dibangun dalam waktu setahun," katanya.
Kepala Dinas Perumahan DKI Jakarta, Kelik Indriyanto, mengatakan proses pembangunan 10 rusun memang akan memakan waktu lebih dari dua tahun.
"Tapi tidak sampai tiga tahun. Hanya melewati tahun berikutnya saja."
Ia menuturkan pembangunan seluruh rusun ditargetkan selesai pada April 2021 dengan. Namun, pihaknya berharap melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Perubahan, seluruh pembangunan bisa rampung pada akhir 2020.
"Target lelang selesai seluruhnya Oktober tahun ini."
Dinas Perumahan mengusulkan anggaran Rp 896,99 miliar untuk pembangunan 10 rusun. Total ada 26 tower dari seluruh rusun yang akan dibangun pemerintah. Sedangkan, untuk huniannya mencapai 5.835 unit. Rusun-rusun ini sebagian besar akan dimanfaatkan untuk program Rumah DP Nol yang menjadi janji Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat berkampanye pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.