TEMPO.CO, Jakarta - Warga Daan Mogot Baru, Kalideres, Jakarta Barat meminta para pencari suaka agar segera dipindahkan dari penampungan eks kodim yang dekat dengan pemukiman mereka. Sejak kemarin, keributan kerap terjadi di penampungan setelah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menghentikan bantuan.
Permintaan tersebut disampaikan warga melalui spanduk. Mereka merasa kasihan dengan para pengungsi yang tinggal berdesak-desakan di sana.
"Kasihan pengungsi lebih baik dipindahkan," bunyi tulisan dalam spanduk itu.
Selain merasa kasihan, dalam spanduk tersebut warga juga menulis tiga rekomendasi tempat untuk pemindahan mereka.
"1. Wisma atlet. 2. Rusun lokbin rawa buaya. 3. Rusunawa serang margaluyu," tulisnya.
Saat di konfirmasi, petugas kemanan yang berjaga di pos penampungan mengaku tidak tahu siapa warga yang memasang spanduk itu. Dia hanya mengatakan bahwa spanduk itu tiba-tiba ada pada saat 17 Agustus lalu.
"Kami tidak tahu siapa yang pasang, yang jelas itu spanduk sudah ada pas hari 17 Agustus. Kemungkinan di pasang malam hari," ujar Sugito di penampungan, Kamis, 22 Agustus 2019.
Warga merasa kasihan melihat pencari suaka yang menumpuk di gedung eks kodim itu. Menurut warga tempat itu tidak layak dihuni oleh seribuan orang. Pasalnya tempat itu sangat minim fasilitas seperti toilet, listrik, dan air.
Selain kasihan, sejak pertama kedatangan mereka, warga pun telah menolaknya. Penolakan itu di lakukan dengan memasang beberapa banner dan spanduk di sepanjang jalan Bedugul, Daan Mogot Baru, Kalideres.
"Dari awal kami memang tidak setuju mereka disini. Kami khawatir anak-anak kami sekolah disini. Kami tetap menolak dengan memasang spanduk," kata salah seorang warga yang tidak ingin disebut namanya.
Kemarin bentrokan antar pengungsi terjadi karena masalah pembagian bantuan berupa wafer. Akibatnya para pengungsi asal Sudan harus tidur di trotoar pada malam hari karena khawatir kembali terjadi bentrokan.
Nasib para pengungsi yang meyoritas berasal dari Afghanistan dan Sudan itu kini terus terlunta-lunta. Pemprov DKI Jakarta sebenarnya sudah meminta Badan Persatuan Bangsa Bangsa Untuk Urusan Pengungsi UNHCR untuk memulangkan mereka ke negara asalnya. Namun hingga saat ini belum ada respon dari UNHCR.