TEMPO.CO, Bangkok - Sejumlah pemerintahan kota di Asia Tenggara berbagi cara dan pengalaman mereka dalam merencanakan dan membangun wilayah kota dalam Asean Mayor Forum ke-5 di Bangkok, Thailand, 26-27 Agustus 2019. Forum dihadiri 100 lebih wali kota plus perwakilan dari pemerintah daerah lainnya dari kawasan Asean plus Korea.
Bernadia Irawati Tjandradewi, Sekjen United Cities and Local Government Asia Pasific, penyelenggara forum, mengungkap bahwa banyak inisiatif yang selama ini muncul dari pemerintah daerah-daerah. Mereka diharapkan bisa saling berbagi, belajar, dan bersuara lebih kuat untuk pencapaian pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
“Banyak negara yang tidak on track dalam pencapaian target pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan itu, tapi kalau kita melihat ke daerah-daerahnya banyak inisiatif di sana,” kata dia saat membuka forum tersebut di Gedung PBB, Bangkok, Senin 26 Agustus 2019.
Penyelenggaraan Asean Mayor Forum diharapkannya pula agar setiap daerah bisa saling belajar. Ditunjang kemajuan teknologi yang membuat informasi berlimpah, dia menambahkan, “Kita semua bisa melompat dan tidak mengulangi masalah yang sama yang pernah terjadi seperti polusi, ekonomis sentris, dan lain-lain,” katanya usai membuka forum
Bernadia, enam tahun sebagai Sekjen UCLG, tak menampik tujuan forum adalah juga mengarahkan para kepala daerah agar berpikiran terbuka. Mendorong setiap kepala daerah mau mendengar dan mengerti keinginan rakyatnya.
“Kalau lihat economic growth, banyak sekali gap dalam masyarakat,” katanya sambil berharap tidak ada keompok-kelompok masyarakat yang tertinggal dalam kemajuan sebuah daerah. “Perkembangan teknologi juga telah membuat aspirasi rakyat lebih mudah terdengar.”
Dalam pembukaan forum, Armida Salsiah Alisjahbana, UN ESCAP Executive Secretary, juga menekankan pentingnya perencanaan dalam pengembangan setiap kota. Bukan hanya untuk aspek smart dan green cities, tapi juga untuk masalah lain yang mungkin tak populer.
“Contohnya adalah pengelolaan limbah cair. Ini butuh investasi dan kalau tak direncang sejak awal dan telanjur melahirkan dampak besar, tentu akan susah,” kata dia menguraikan.
Amida berharap Asean Mayor Forum ke-5 nanti juga bisa membuat komitmen bersama di akhir acara. “Sehingga tahun depan bertemu lagi bisa evaluasi sudah sampai mana kemajuan yang dilakukan.”
Di antara yang telah melakukan presentasi dalam diskusi panel pertama pada hari pertama forum adalah adalah Desmond Choo, Wali Kota North East District, Singapura. Dia mengungkap di antaranya rencana pembangunan safer zone untuk kepentingan para lanjut usia berdasarkan data kecelakaan lalu lintas di jalan dan data kependudukan. Selain itu juga ada konsep city in garden, food waste management, serta kampung admirality yang memudahkan pelayanan kepada warganya lewat penerapan hirarki ruangan.
Asean Mayor Forum diinisiasi di Surabaya, Jawa Timur, pada 2011. Sempat vakum, forum kembali digelar di Makassar pada 2015 dan berlanjut setiap tahun. Pada penyelenggaraan di Bangkok tahun ini, sejumlah kepala daerah atau wali kota asal Indonesia tercatat hadir dan akan tergabung dalam diskusi panel di dalamnya.