TEMPO.CO, Bekasi - Progres pembangunan ruas jalan tol Jakarta-Cikampek 2 Elevated mencapai 94,5 persen. Tapi, penyelesaian proyek jalan tol layang ini terhambat adanya kabel saluran udara tegangan ekstra tinggi (sutet) di kilometer 17, Bekasi Timur, Kota Bekasi.
"Tersisa empat box girder belum terpasang karena terkendala sutet," kata Pimpinan Proyek Tol Jakarta-Cikampek 2 Elevated Suchandra Hutabarat, Rabu, 28 Agustus 2019.
Kabel Sutet melintang di atas jalan tol dari bagian selatan menuju ke utara. Menurut dia, pemasangan ini menunggu pihak PT PLN meninggikan kabel sutet yang menggantung dari tiang satu ke tiang lain.
Meski demikian, kabel sutet tersebut tak bisa serta merta langsung ditinggikan. Soalnya, di titik yang sama ada kontruksi jalur Lintas Rel Terpadu atau disingkat LRT dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Posisinya ketika proyek ini sama tinggi karena menggunakan kontruksi layang.
Karena itu, kata dia, peninggian kabel sutet masih menunggu desain dari LRT maupun Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Suchandra berharap kendala tersebut segera diatasi mengingat target Tol Jakarta-Cikampek 2 Elevated selesai pada akhir September 2019. "Jadi, mudik natal dan tahun baru bisa dipakai," ujar dia.
Proyek tol Jakarta-Cikampek layang dimulai tahun 2017. Panjangnya 37,5 kilometer membentang dari Cikunir (Kota Bekasi) sampai ke Karawang Barat. PT Jasamarga Jalan Layang Cikampek (JJC) sebagai anak usaha PT Jasa Marga ini berinvestarsi hingga Rp 13 triliun untuk proyek ini.
Jalan tol ini hanya bisa dipakai untuk kendaraan dari Jakarta yang menuju ke Karawang Timur atau sebaliknya. Sehingga, bisa mengurangi beban kendaraan di jalan tol Jakarta-Cikampek pertama yang berada di bawahnya.