TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menghentikan bantuan listrik untuk pencari suaka yang menumpang di eks gedung Kodim Kalideres, Jakarta Barat, Sabtu, 31 Agustus 2019. Pemerintah DKI memang telah menyatakan hari itu batas terakhir para pencari suaka ditampung di sana sekalipun belakangan pemerintah pusat mengumumkan menundanya hingga Senin 2 September 2019.
"Biasanya kami dibantu dengan genset untuk kebutuhan listrik dan penerangan setiap malam. Tapi tadi sore jam empat, gensetnya sudah dibawa," kata Muhammad Sadiq, seorang pencari suaka asal Afganistan, saat ditemui di gedung eks Kodim, Sabtu malam.
Sadiq pun memahami genset dibawa terkait batas terakhir mereka boleh tinggal di gedung itu sejak pertengahan Juli lalu. Sebagian pengungsi juga telah pindah setelah didata UNHCR dan menerima bantuan uang tunai. Sadiq menyebut mereka pindah menggunakan bantuan uang itu dan uang kiriman dari keluarga atau kerabat.
Sedangkan, pencari suaka yang masih bertahan, menurutnya, adalah mereka yang bergantung pada bantuan untuk hidup sehari-hari. "Kami mau kerja tidak bisa. Sehingga kami bergantung sampai sekarang," kata pemuda mengaku berusia 25 tahun itu.
Sadiq berharap UNHCR bisa membantu mereka untuk mendapatkan penampungan lain sebelum mereka bisa diberangkatkan ke negara tujuan, Australia. "Tapi kami tidak tahu kapan bisa diberangkatkan. Saya sudah enam tahun di Indonesia, tanpa dapat kepastian bisa dipindahkan ke sana," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Satgas Penanganan Pengungsi Luar Negeri, Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan HAM, Chairul Anwar, mengatakan pemindahan pencari suaka dari penampungan di Kalideres ditunda sampai Senin, 2 September 2019. Penundaan ini dilakukan karena melihat yang belum dipindahkan masih banyak.
"Senin akan kami evaluasi kembali apa yang telah dilakukan UNHCR karena hari ini jumlah total yang sudah keluar total 456 orang, sedangkan yang masih tersisa 700-an lebih," ujarnya.
Sedangkan Kepala Perwakilan UNHCR Indonesia Thomas Vargas mengaku tak dapat berbuat banyak terkait lokasi baru untuk para pencari suaka. Badan pengungsi PBB atau UNHCR menyerahkan keputusan kepada para pencari suaka untuk mencari tempat tinggal sendiri setelah penampungan Kalideres ditutup. "Kami hanya memberi bantuan sebatas untuk bertahan hidup dan membangun proyek agar mereka bisa hidup secara mandiri," ujar Thomas di depan gedung eks Kodim, Kalideres, Jakarta Barat, Sabtu, 31 Agustus 2019.