TEMPO.CO, Jakarta - Terdakwa kerusuhan 22 Mei Rendy Bugis Petta Lolo membeberkan alasan mengantongi ribuan dolar AS saat unjuk rasa di sekitaran kantor Bawaslu, Jakarta Pusat.
Pimpinan Garuda Emas, ormas pendukung Prabowo di NTB itu menganggap dolar sebagai pengganti kartu kredit untuk membayar hotel selama berada di Jakarta.
Rendy berujar sudah menggunakan dolar sejak usia 20 tahun. Dia kerap memakai dolar sejak pindah ke Bali 16 tahun silam. Rendy mengaku sebagai pengusaha properti dan restoran. Ladang bisnisnya tersebar di Bali, Lombok, dan Gili Trawangan.
"Makanya kalau saya menginap di hotel mewah, dolar pengganti credit card," kata Rendy di hadapan majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin, 2 September 2019.
Sebelumnya, polisi menyita uang USD 2.760, atau setara Rp 39 juta, dan Rp 1,6 juta milik Rendy. Jaksa mendakwa Rendy dan 6 terdakwa lain terlibat kerusuhan saat unjuk rasa di depan Bawaslu dengan melempar batu dan botol ke arah polisi.
Enam terdakwa adalah Abdurrais Ishak, Jumawal, Zulkadri Purnama Yuda, Vivi Andrian, Syamsul Huda, Yoga Firdaus. Jaksa menjerat mereka Pasal 212 juncto Pasal 214 KUHP, atau Pasal 170 ayat 1 KUHP, atau Pasal 218 KUHP.
Rendy dan tiga dari enam terdakwa datang dari Nusa Tenggara Barat (NTB) ke Jakarta untuk menjadi peserta aksi unjuk rasa di depan kantor Bawaslu. Awalnya Rendy dan tiga temannya berniat menginap di Hotel Grand Hyatt Jakarta. "Selama 17 tahun saya enggak pernah tidur di hotel kecil," ujar Rendy Bugis.
Namun, tiga temannya menyarankan untuk bermalam di sebuah hotel di kawasan Kebon Kacang, Jakarta Pusat, yang tarifnya lebih murah ketimbang Grand Hyatt. Mereka meminta Rendy menghabiskan sisa uang untuk berbelanja di Tanah Abang.
Ketiga temannya kini juga berstatus terdakwa atas tuduhan terlibat kerusuhan usai demo di Bawaslu. Perkara mereka menjadi satu dengan nomor 857/Pid.B/2019/PN Jkt.Pst.
Rendy dan ketiga temannya ditangkap pada Rabu subuh, saat kerusuhan 22 Mei 2019. Usai unjuk rasa di Bawaslu, mereka mengaku sedang keliling Ibu Kota menggunakan jasa taksi online Grab untuk mencari makanan sahur. Saat ditangkap, tiga orang mengenakan kaus bertuliskan Garuda Emas, ormas pendukung Prabowo -Sandiaga di NTB.