TEMPO.CO, Tangerang -Kepala Puskesmas Pasar Kemis, Tangerang, dokter Salwa menduga keracunan yang menimpa belasan santri Pondok Pesantren Nurul Hikmah terkait dengan pola makan dan hidup sehari hari para santri itu.
"Ditambah riwayat kesehatan anak-anak itu ada yang alergi dan ada juga yang punya penyakit lambung," ujar Salwa saat ditemui di Ponpes itu, Selasa 3 Septenber 2019.
Sejauh ini, kata Salwa, memang penyebab keracunan para santri itu diduga karena mengirup udara yang tercemar limbah. "Baru dugaan sementara, tapi nanti yang memastikan Dinas Lingkungan Hidup," katanya.
Namun untuk memastikan adanya faktor internal dalam pesantren itu yang memicu keracunan, Puskemas melakukan investigasi dengan mengambil sampel makanan, jajanan dan minuma dari kantin sekolah itu.
Sekolah yang menyatu dengan rumah penduduk tersebut memiliki banyak tempat jajan. Selain warung yang disediakan di Ponpes,para santri juga kadang membeli jananan di warung sekitar.
Sementara itu, petugas Puskesmas yang melakukan penyuluhan dan bertatap muka langsung dengan para santri menemukan sejumlah fakta baru seperti :
*Pola makan para santri tidak teratur
-Sejumlah santri mengaku jarang sarapan karena tidak berselera dengan menu makanan yang disediakan pesantren. Akhirnya mereka menyantap mie instan yang disediakan di warung.
*Kamar Asrama Santri Pengab
-Petugas Puskesmas mendapati kamar asrama santri yang panas dan pengab. Berdasarkan pengamatan Tempo, kamar berukuran sekitar 6 ×6 meter itu dihuni 12-13 orang yang dikeliling lemari pakaian, dipenuhi tumpukan kasur dan pakaian yang tergantung. Jendela kamar juga tertutup rapat.
*14 santri yang keracunan alergi dan punya penyakit lambung
-Dokter Salwa mengatakan sebagian dari santri yang mengalami keracunan memiliki riwayat alergi dan penyakit lambung (maag).
*Kebiasaan Santri menggunakan parfum bersama
-Santriwati di asrama kamar 13 mengaku kerap menggunakan parfum yang mengandung alkohol di kamar secara beramai ramai." Parfum biasanya kami semprotkan kalau mau ada acara di pesantren," kata Ani, salah satu santri.
Pengasuh SMPIT Ponpes Nurul Hikmah Nanang mengatakan akan mengevaluasi sejumlah hal tersebut. "Akan kami evaluasi dan perbaiki," kata Nanang.
Pesantren, kata dia, akan mengetatkan jajanan dan makanan para santri dan menghentikan kebiasaan menggunakan parfum. "Nanti kami larang," katanya.