TEMPO.CO, Jakarta - Video viral di media sosial yang menampilkan aksi pengendara motor menyerang pejalan kaki di trotoar karena tidak terima di tegur. Dalam video tersebut terlihat juga dua orang anak menangis ketakutan.
Pendiri sekaligus Ketua Koalisi Pejalan Kaki, Alfred Sitorus, menceritakan kronologi peristiwa yang terjadi di Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat. "Anak-anak dalam video itu sedang lari-larian di trotoar terus si pengendara lewat dan menyenggol anak yang cowok makanya dia nangis terus ibunya marah-marah," kata Alfred saat dihubungi Tempo, Minggu, 8 September 2019.
Alfred mengatakan sebelumnya peristiwa itu terjadi pada Sabtu, 7 September 2019 dan video tersebut direkam langsung oleh orang tua korban. Kemudian setelah dilakukan komfirmasi kepada korban baru dibagikan di akun Twitter Koalisi Pejalan Kaki hari ini Ahad, 8 September 2019.
"Videonya kami terima Sabtu siang, setelah kami komfirmasi ke pihak korban dan melacak pelaku baru kami share videonya," ujarnya.
Video yang berdurasi 19 detik itu sangat di sayangkan oleh Alfred. Menurut dia pengendara motor kerap melanggar aturan dengan melewati trotoar, namun penindakan hukumnya masih sangat lemah.
"Saat ini pejalan kaki merasa nyaman karena sudah dibangun fasilitasnya, tapi rasa amannya belum ada karena memang penegakan hukum di kita lemah. Bukan tidak ada, tapi lemah," kata Alfred.
Ia menyebut kasus pemalakan di Pasar Tanah Abang tidak jauh beda dengan pelanggaran hak pengguna jalan di trotoar oleh pengendara motor.
Apalagi, kata dia, pendestrian trotoar merupakan wajah baru Jakarta, namun harus tercoreng oleh pengendara motor dan penegakan hukum terhadap pelanggar tidak tegas.
"Ketika ini dibiarkan akan menjadikan pejalan kaki menjadi lebih sengsara lagi karena tidak ada proteksi penegakan hukum yang tegas dan itu menjadikan wajah baru Jakarta tercoreng. Kalau tidak tegas takutnya nanti PKL juga muncul di sana," ujarnya.