TEMPO.CO, Jakarta -Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan panitia lelang pembangunan Jakarta Internasional Stadium atau JIS sudah sesuai prosedur.
Hal tersebut disampaikan Anies lantaran adanya dugaan kejanggalan terkait panitia yang memilih konsorsium dengan nilai penawaran yang lebih tinggi.
"Panitia pasti sudah mengikuti prosedur," ujar Anies di Lapangan Silang Monas, Senin 9 September 2019.
Anies mengatakan konsorsium siapa pun yang menang peserta lelang merupakan Badan Milik Usaha Negara (BUMN). Sehingga, kata dia, anggaran pembiayaan pembangunan stadium tersebut akan kembali ke negara juga.
Anies enggan berkomentar lebih lanjut. Dia meminta agar semua pihak menerima hasil tersebut."Maka siapa pun yang mendapatkan tugas sesungguhnya dua-duanya milik negara," ujarnya.
PT Jakpro telah menetapkan Kerjasama Operasional (KSO) Wijaya Karya (Wika) Gedung, Jaya Konstruksi, dan PP sebagai pemenang lelang pembangunan JIS.
Berdasarkan dokumen yang dimiliki Tempo penawaran harga dari KSO Wika Gedung memiliki selisih sekitar Rp 300 miliar lebih mahal yakni Rp 4,085 triliun, dibanding perserta lelang yang lain yaitu KSO Adhi Karya Rp 3,782 triliun.
Dokumen bertitel Pengumuman Peringkat untuk pekerjaan rancang bangun diteken Senior Manager Divisi Pengadaan PT Jakpro Asep Kandar pada 8 Agustus 2019.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan kick off yang menandakan dimulainya pembangunan Jakarta International Stadium di Jakarta, Kamis 14 Maret 2019. Stadion berstandar internasional itu akan berdiri dekat dengan beragam moda transportasi umum berbasis rel yakni MRT, KRL maupun LRT. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Direktur Konstruksi JIS PT Jakpor Iwan Takwin mengatakan KSO Wika Gedung dipilih karena unggul dalam persentasi kualitas dan inovasi dibandingkan pesaingnya, konsorsium yang dipimpin PT Adhi Karya.
"Porsi penilaian tender lelang karena kami mau kualitas, maka 70 persen penilaian teknis dan 30 persen harga. Itu sudah berjalan dan akhirnya diputuskan pemenangnya (KSO Wijaya Karya)," ujar Iwan saat dihubungi Tempo, Kamis 5 September 2019.
Menurut Iwan, selain dari segi kualitas, penawaran inovasi dan pengalaman KSO Wijaya Karya dalam membangun fasilitas olahraga bertaraf internasional lebih unggul dibanding KSO Adhi Karya. Beberapa proyek KSO Wijaya Karya yang mendapat sertifikasi internasional seperti Velodrom di Rawamangun dan Equestrian di Pulomas.
Iwan lebih lanjut menerangkan kalau tak terpilihnya kontraktor yang memiliki harga lebih murah dibanding kompetitornya dalam sebuah lelang proyek adalah hal yang wajar. Sebab, menurut dia banyak indikator penilaian yang dipertimbangkan dalam proses lelang.
"Di konstruksi ini beda dari membeli barang yang sudah jadi. Kualitas materialnya oke lah sama, tapi soal presisi waktu pengerjaan bagaimana? Akselerasi mereka bagaimana?" ujar Iwan terkait proyek Jakarta International Stadium tersebut.
TAUFIQ SIDDIQ | M JULNIS FIRMANSYAH