TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Fraksi PAN DPRD DKI Jakarta Guruh Tirta Lunggana mengungkapkan pemalakan massal di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, dilakukan oleh juru parkir liar. Keberadaan mereka, menurut Guruh, sudah lama di kawasan pusat perbelanjaan itu dan meresahkan pemilik kendaraan.
"Sudah pernah saya datangi langsung. Bahkan, sudah capek menasihati mereka," kata Guruh saat ditemui di ruang Fraksi PAN DPRD DKI, Selasa, 10 September 2019.
Aksi pemalakan massal di Tanah Abang sebelumnya menjadi viral di media sosial. Dua orang yang menjadi korban pemalakan melaporkan kejadian itu ke polisi. Pada 5 September 2019, korban sedang mengendarai mobilnya untuk keluar dari Blok F Pasar Tanah Abang.
Sekitar pukul 15.00 WIB, belasan orang sudah menunggu di pintu keluar Blok F. Mereka lalu meminta uang kepada korban. Polisi sudah menetapkan empat orang sebagai tersangka dalam kasus pemerasan itu.
Menurut Guruh, sebagian besar juru parkir liar itu adalah orang luar Tanah Abang. Guruh telah meminta mereka agar tidak memaksa pengendara memberikan uang.
Guruh pun telah mengingatkan sebagian juru parkir akan berhadapan dengan hukum jika memaksa meminta uang kepada para pemilik kendaraan yang parkir di kawasan Blok F. "Tapi mereka hanya menjawab iya-iya saja. Mereka memang sudah lama ada di sana (Tanah Abang)."
Menurut Guruh, langkah polisi tepat menangkap juru parkir yang meminta uang dengan cara memaksa kepada pemilik kendaraan, karena merugikan pengunjung yang datang ke Tanah Abang.
Sebagai warga asli Tanah Abang, putra politikus Abraham Lungganan alias Haji Lulung itu mengetahui betul karakter tempatnya dibesarkan tersebut. Menurut Guruh, kawasan Tanah Abang memang sempat rawan dengan tindak kriminalitas jalanan.
Namun, saat ini aksi kriminalitas tersebut sudah semakin berkurang karena peran orang tuanya, Abraham Lunggana, yang membuat konsep investasi linkungan. Dengan konsep investasi lingkungan, kata dia, banyak warga Tanah Abang terserap untuk bekerja karena kegiatan perekonomian di sana.
"Sekarang banyak warga asli yang bekerja jadi petugas keamanan, kebersihan, parkir dan lainnya karena kegiatan ekonomi di Tanah Abang. Konsep investasi lingkungan ini menekan pengangguran dan tindak kriminalitas di sana," ucapnya.