TEMPO.CO, Jakarta - Pelaku usaha di Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, kecewa terhadap pemutusan kabel serat optik Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (Apjatel) di kawasan tersebut. Pemilik usaha digital printing PD Indah Jaya, Rendi Kusnadi, mengungkapkan kekecewaannya lantaran tidak adanya pemberitahuan rencana pemutusan sambungan kabel internet yang terhubung ke tempat usahanya itu.
"Kami mengalami kerugian karena kegiatan usaha kami jadi terhambat atas pemutusan kabel jaringan internet di Jalan Raya Cikini," kata Rendi saat ditemui di lokasi usahanya, Selasa, 10 September 2019.
Apjatel mencatat pemerintah DKI Jakarta telah dua kali memotong kabel serat optik jaringan internet di Jalan Cikini Raya. Pertama, di depan Bank Mega dekat Taman Ismail Marzuki (TIM) pada 8 Agustus. Selanjutnya, kabel di Kantor Pos Cikini pada 22 Agustus. Kabel yang dipotong sekitar 50 meter itu berdampak pada terganggunya jaringan internet di ratusan tempat usaha di kawasan Cikini.
Rendi mengatakan pemutusan kabel serat optik telah mengganggu jaringan internet dua provider yang tersambung ke tempat usahanya. Kedua provider yang terkena jaringan itu adalah My Republik dan Biznet. "My Republik sudah mati sebulan. Sedangkan, Biznet sempat mati selama empat hari saja dan baru aktif hari ini (Selasa)," ujarnya.
Menurut Rendi, pihaknya telah mengeluhkan matinya sambungan internet langsung ke provider langganannya. Namun, mereka tidak bisa berbuat banyak karena menunggu pembangunan trotoar selesai. "My Republik baru bisa aktif lagi setelah trotoar selesai," kata dia.
Dampak dari pemutusan ini, kata Rendi, provider My Republik menyatakan bakal menggratiskan biaya berlangganan internet selama satu bulan. "Tapi kami berharap agar sambungan internet normal kembali. Karena gangguan ini mempengaruhi usaha kami yang mengandalkan sambungan internet," ujarnya.
Senada dengan Rendi, Pengelola Mie Aceh Seulawah Cikini, Karvo Susanto, juga menyatakan kekecewaannya. Ia telah menyampaikan langsung keluhan pemutusan sambungan internet ke provider Indihome. "Kalau jaringan internet kami mati cuma tiga jam Senin kemarin dari jam tujuh malam sampai jam 10," kata dia.
Menurut Karvo, pemutusan sambungan internet selama tiga jam itu berdampak kerugian terhadap usahanya. Sebab, semua alat pembayaran dan layanan pemesanan mati total. "Kami mengandalkan jaringan internet untuk pemesanan dan proses di kasir. Selain itu, layanan makanan ojek online juga jadi terganggu," ujarnya.
Karvo pun kecewa lantaran pemutusan sambungan internet tersebut tidak ada pemberitahuan sebelumnya. Ia baru tahu pemutusan sambungan internet imbas pemotongan kabel serat optik saat dirinya bertanya ke provider. "Semoga tidak terjadi pemutusan lagi," kata dia.
Atas adanya pemutusan sambungan internet, Karvo mengatakan bakal mempertanyakan kepada provider terkait kompensasi kerugian yang dialami rumah makan yang dikelolanya. "Kami sedang berusaha mempertanyakan kompensasi atas pemutusan jaringan internet. Sebab, usaha kami dirugikan," ujarnya.
Pemutusan kabel serat optik tersebut merupakan imbas dari revitalisasi trotoar yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dinas Bina Marga DKI Jakarta menyatakan bahwa pihaknya sudah memberikan tenggat waktu kepada Apjatel untuk memindahkan perangkat mereka yang terimbas proyek tersebut. Namun sejumlah anggota Apjatel disebut terus menunda memindah kabel serat optik mereka hingga akhirnya terkena pemotongan. Atas adanya pemutusan ini, Apjatel melayangkan somasi terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.