TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia-Cina (KCIC), Chandra Dwiputra, mengatakan pembebasan lahan untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sudah mencapai 99%. "Sedikit lagi, 1 persen sedikit di Karawang, Bandung, dan kecil lagi di Bekasi," kata Chandra usai meneken nota kesepahaman di Kantor PT MRT Jakarta, Selasa 10 September 2019.
Chandra menunjuk satu persen yang dimaksud adalah lahan seluas enam hektare. Pembebasannya ditargetkan selesai seluruhnya dalam 1-2 bulan ke depan.
Dalam pembebasan lahan, Chandra menerangkan, PT KCIC harus melewati beberapa tahapan. Dalam proses tersebut, jika pemilik lahan keberatan akan diserahkan ke pengadilan, jika tidak cukup puas lagi akan diserahkan ke Mahkamah Agung (MA).
"Rata-rata prosesnya sudah di MA semua. Tapi sidang di MA juga masih butuh waktu. Setelah dari MA nanti keputusan ke BPN lagi ada prosesnya lagi di pengadilan," kata Chandra menerangkan.
Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia-Cina (KCIC), Chandra Dwiputra usai meneken nota kesepahaman di Kantor PT MRT Jakarta pada Selasa, 10 September 2019. Dia menerangkan progres pembebasan lahan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang sudah mencapai 99 persen. TEMPO/MARVELA
Untuk konstruksi, Chandra mengatakan sudah mencapai 32,8 persen. Terdapat empat stasiun untuk kereta cepat itu nantinya yakni Halim Perdanakusuma, Karawang, Walini, dan Tegal Luar. Keempat stasiun disebutnya sudah mulai konstruksi semua. "Targetnya pertengahan 2021," kata Chandra.
Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung akan terbentang sejauh 142 kilometer. Diperkirakan, kereta dapat melaju dengan kecepatan 350 kilometer per jam. Dengan kereta itu, waktu tempuh antara Jakarta-Bandung diperkirakan hanya 40 menit.
MARVELA | ZW