TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama atau Ahok mengaku memiliki kenangan tersendiri soal sepak terjang Presiden ketiga Indonesia BJ Habibie semasa hidup. Dari Habibie, Ahok mengaku belajar banyak soal demokrasi.
"Pak Habibie menginspirasi saya untuk menjunjung demokrasi dan kebebasan menyatakan pendapat," kata Ahok kepada Tempo, Kamis, 12 September 2019.
Ahok menjelaskan, sebelum Habibie menjabat sebagai presiden, kebebasan berpendapat sangat dibatasi oleh pemerintah. Bahkan kantor pers seperti Tempo pernah dibredel. Setelah Presiden Soeharto lengser pada 1998, Ahok mengatakan kebebasan pers dan demokrasi kembali pulih melalui kebijakan yang Habibie terapkan.
Menurut Ahok, keputusan Habibie ini menginspirasinya saat memimpin Jakarta, yakni memberikan ruang berpendapat masyarakat dan pers. "Tapi tentu kebebasan pers yang bebas sekaligus bertanggung jawab," kata dia.
BJ Habibie, yang dikenal sebagai Bapak Teknologi dan Demokrasi Indonesia, meninggal di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto Jakarta, Rabu sore, 11 September 2019 sekitar pukul 18.03 WIB. Suami almarhum Hasri Ainun Besari tersebut mangkat pada usia 83 tahun dengan meninggalkan dua anak, yaitu Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie.
Jenazah BJ Habibie akan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta Selatan pada pukul 13.00. Sejumlah tokoh nasional menyatakan akan menghadiri pemakaman tersebut. "Saya tidak hadir di pemakaman Pak Habibie, tapi tadi pagi sudah melayat dan berdoa di depan jasad beliau," kata Ahok.