Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

LSM Lingkungan Pertanyakan Keseriusan DKI Tangani Polusi Udara

image-gnews
Warga bersepeda menggunakan masker di Jakarta, Kamis 25 Juli 2019. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Andono Warih menyebutkan, selain faktor musim kemarau, faktor pembangunan trotoar di pusat kota mempengaruhi udara Jakarta. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Warga bersepeda menggunakan masker di Jakarta, Kamis 25 Juli 2019. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Andono Warih menyebutkan, selain faktor musim kemarau, faktor pembangunan trotoar di pusat kota mempengaruhi udara Jakarta. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dua lembaga swadaya masyarakat yang berfokus pada isu lingkungan, Greenpeace dan Walhi, mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam memerangi polusi udara di Jakarta. Kedua organisasi menilai kebijakan ganjil genap lebih diperuntukkan untuk mengurangi kemacetan saja, bukan untuk mengurangi polusi.

Sebab berkaca dari hal yang telah terjadi saat ini, ketika satu jalan diberlakukan ganjil genap, pengendara bermotor hanya akan mencari jalur alternatif lain yang tak terkena aturan itu.

"Jadi pertanyaannya, jalur lain apakah tidak lebih macet pada jam di mana gage diberlakukan?" ujar Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, Bondan Ariyanu kepada Tempo, Jumat, 13 September 2019.

Kesangsian Bondan terhadap penerapan ganjil genap untuk mengurangi polusi udara semakin bertambah karena Pemprov DKI tak membangun lebih banyak stasiun pemantau udara di wilayah ganjil genap. Padahal, menurut dia, stasiun pemantau udara dapat menjadi indikator keberhasilan ganjil genap menurunkan kadar polutan.

"Kalau memang ganjil-genap niat awalnya adalah demi menurunkan polusi udara," kata Bondan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara itu, Manager Kampanye Perkotaan dan Energi Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Dwi Sawung menjelaskan penerapan ganjil genap tak akan signifikan menurunkan kadar polusi udara, jika tak dibarengi kebijakan pendukung lainnya, seperti pengetatan uji emisi kendaraan serta peralihan jenis bahan bakar ke jenis zero waste.

Apalagi, menurut Sawung, melihat data dari laman AirVisual.com penerapan perluasan kebijakan ganjil-genap selama lima hari tak begitu berpengaruh pada kualitas udara. Seperti di hari ini, AirVisual mencatat tingkat pencemaran PM 2,5 di Jakarta mencapai 53,7 µg/m³ dari ambang batas 65 µg/m³ dan menjadikan kualitas udara Jakarta tak sehat. "Jadi ganjil-genap memang bukan kebijakan mandiri, harus bareng dengan instrumen lain," ujar Sawung.

Sejak Senin lalu, penerapan perluasan ganjil genap di Jakarta telah berlangsung. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun telah menerbitkan Peraturan Gubernur Nomor 88 Tahun 2019 tentang perluasan kawasan pembatasan lalu lintas dengan sistem ganjil genap pada Jumat, 6 September 2019. Kini ada 25 ruas jalan yang menerapkan kebijakan itu.

Di sisi lain, perluasan ganjil genap itu disertai klaim dari PT Transportasi Jakarta yang menyebut jumlah penumpang mereka naik hingga 200 ribu lebih per harinya. Bahkan, Direktur Utama PT Transjakarta Agung Wicaksono mengatakan pada hari Rabu kemarin jumlah penumpang memecahkan rekor terbanyak. "Hari pertama gage langsung rekor, Senin itu langsung 892 ribu, Rabu kemarin saya dapat laporan sudah tembus 907 ribu per hari," ujar Agung.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Demo Tolak Tambang Timah di Kantor Gubernur Bangka Belitung, Walhi: Setop IUP Baru

2 hari lalu

PJ Gubernur Bangka Belitung Safrizal Zakaria Ali (baju merah) menerima aspirasi masyarakat yang menuntut penyetopan izin tambang dan mengevaluasi izin yang terbit di Kantor Gubernur Bangka Belitung, Senin, 22 April 2024. Tempo/Servio Maranda
Demo Tolak Tambang Timah di Kantor Gubernur Bangka Belitung, Walhi: Setop IUP Baru

Walhi menyebut fakta kacaunya tata kelola timah di Bangka Belitung juga dapat dilihat dari perubahan peradaban masyarakat adat.


Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

3 hari lalu

Lalat buah. Kredit: Wikipedia
Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

Temuan lainnya adalah keturunan hibrida dari serangga yang salah pilih pasangan karena polusi udara itu kerap kali steril.


10 Program Studi Paling Ketat SNBP 2024 dan Redmi Pad Pro di Top 3 Tekno

13 hari lalu

Guru besar, dosen dan mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) memberikan pernyataan sikap di Gedung Isola Kampus UPI, Bandung, Jawa Barat, Senin 5 Februari 2024. Dalam pernyataan sikapnya, civitas akademika UPI meminta agar Presiden Joko Widodo mencabut pernyataan yang menunjukkan keberpihakan dan keterlibatannya dalam kampanye politik pada Pemilu 2024. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
10 Program Studi Paling Ketat SNBP 2024 dan Redmi Pad Pro di Top 3 Tekno

Top 3 Tekno Berita Terkini dimulai dari artikel berjudul '10 Program Studi Paling Ketat SNBP 2024 dari Berbagai Universitas'.


Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

13 hari lalu

Direktur Walhi Jawa Tengah Fahmi Bastian. Foto dok.: Walhi
Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.


Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

14 hari lalu

Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), Bambang Susantono saat mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi II DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 18 Maret 2024. Rapat tersebut beragendakan perkenalan Kepala Otorita IKN beserta jajarannya dan pemaparan progres pembangunan IKN. TEMPO/M Taufan Rengganis
Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono klaim bahwa pembangunan IKN akan membawa manfaat bagi semua pihak.


Penggemar K-Pop Minta Hyundai Mundur dari Investasi penggunaan PLTU di Kalimantan

19 hari lalu

Ilustrasi ribuan penggemar berkumpul. REUTERS/Heo Ran
Penggemar K-Pop Minta Hyundai Mundur dari Investasi penggunaan PLTU di Kalimantan

Penggemar K-Pop global dan Indonesia meminta Hyundai mundur dari investasi penggunaan PLTU di Kalimantan Utara.


Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

25 hari lalu

Ilustrasi stroke. healthline.com
Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

Studi ini mengeksplorasi hubungan antara paparan polusi cahaya pada malam hari dengan potensi risiko kesehatan otak dan stroke.


Terpopuler: Grab Evaluasi SOP Pelayanan Buntut Kasus Pemerasan, Pesawat Jet Pribadi Harvey Moeis untuk Sandra Dewi

27 hari lalu

Suami dari aktris Sandra Dewi, Harvey Moeis (kiri) mengenakan rompi tahanan berwarna pink setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam tata niaga komoditas timah wilayah izin usaha pertambangan (IUP) PT Timah Tbk tahun 2015 sampai 2022, di Gedung Kejagung, Rabu, 27 Maret 2024.  Humas Kejagung
Terpopuler: Grab Evaluasi SOP Pelayanan Buntut Kasus Pemerasan, Pesawat Jet Pribadi Harvey Moeis untuk Sandra Dewi

Terpopuler: Grab Indonesia evaluasi SOP pelayanan buntut kasus pemerasan, deretan barang mewah dari Harvey Moeis untuk artis Sandra Dewi.


Komitmen Iklim Uni Eropa Dipertanyakan, Kredit Rp 4 Ribu Triliun Disebut Mengalir ke Perusak Lingkungan

29 hari lalu

Uni Eropa menegaskan keinginan menolak komoditas yang dihasilkan dengan membabat hutan dan merusak lingkungan
Komitmen Iklim Uni Eropa Dipertanyakan, Kredit Rp 4 Ribu Triliun Disebut Mengalir ke Perusak Lingkungan

Sinarmas dan RGE disebut di antara korporasi penerima dana kredit dari Uni Eropa itu dalam laporan EU Bankrolling Ecosystem Destruction.


Rp 19.842 triliun Kredit Global ke Grup Perusahaan Berisiko Iklim, Ada RGE dan Sinarmas

29 hari lalu

Pemandangan udara terlihat dari kawasan hutan yang dibuka untuk perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, 6 Juli 2010. REUTERS/Crack Palinggi/File Foto
Rp 19.842 triliun Kredit Global ke Grup Perusahaan Berisiko Iklim, Ada RGE dan Sinarmas

Walhi dan Greenpeace Indonesia mengimbau lembaga keuangan tidak lagi mendanai peruhasaan yang terlibat perusakan lingkungan dan iklim.