TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan pencari suaka asal Afganistan, Somalia, Irak, dan beberapa negara lain kembali ke trotoar Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, pada Sabtu malam, 14 September 2019. Mereka mendirikan tenda dan berdiam di dalamnya.
Kehadiran para pencari suaka karena di kawasan itu berlokasi kantor perwakilan Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Urusan Pengungsi (UNHCR). Tapi karena dilarang berada di depan Gedung Ravindo di mana UNHCR berkantor, mereka mendirikan tenda di trotoar depan Bank Gamon Kebon Sirih.
Seorang penjaga keamanan Gedung Ravindo, Sunaryo, mengatakan para pencari suaka dari berbagai negara berdatangan kembali sejak Jumat sore. Dia menhitung ada sekitar 30 orang yang datang pada sore itu.
"Malamnya, sekitar 50 orang datang lagi. Sebagian dari mereka meninggalkan trotoar karena dikabarkan telah menerima bantuan," kata Sunaryo.
Penjaga keamanan sebuah restoran di Jalan Kebon Sirih, Fuadi, memberi kesaksian serupa. "Mereka menempati trotoar sejak Jumat malam," kata Fuadi.
Sebelumnya pada awal September, Perwakilan UNHCR di Indonesia Thomas Vargas mempersilakan para pencari suaka untuk menyampaikan aspirasi mereka di kantor UNHCR. Dia menyampaikan itu saat berada di lokasi penampungan di eks Gedung Kodim Kalideres, Jakarta Barat.
Sebagian dari para pencari suaka berada di penampungan itu karena direlokasi dari trotoar Kebon Sirih pada pertengahan Juli lalu. Saat ini mereka seharusnya sudah harus meninggalkan tempat penampungan itu. UNHCR lalu membagikan bantuan uang sebagai ganti mereka mencari hunian lain. Tapi sebagian akhirnya kembali atau bertahan di Kalideres.
ANTARA