TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Kesehatan DKI Jakarta masih mendalami penyebab anak muntah dan meninggal, LSZ. Anak berusia 3,5 tahun itu muntah-muntah setelah mengonsumsi makanan sehat dari SD Negeri 19 Tugu Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Widyastuti mengatakan, saat dirawat di RSUD Koja, LSZ menderita beberapa penyakit. "Berdasarkan informasi sementara diketahui LSZ dirawat di RSUD Koja dengan gangguan saluran pencernaan dan penyakit jantung bawaan," kata Widyastuti dalam keterangan tertulisnya, Senin malam, 16 September 2019.
Meski begitu, Dinas Kesehatan belum dapat memastikan apakah LSZ wafat akibat penyakitnya atau keracunan makanan pemberian SDN 19 Tugu Utara.
Sebelumnya, LSZ dan sang kakak berinisial ZAA, 8 tahun, muntah-muntah sekaligus buang air setelah menyantap nasi goreng pemberian sekolah. Distribusi makanan ini merupakan bagian dari program Penyediaan Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) untuk sekolah negeri di Ibu Kota.
Dinas Kesehatan telah berkoordinasi dengan Kepala Dinas Pendidikan DKI Ratiyono dan Wali Kota Jakarta Utara Sigit Wijatmoko pada Ahad, 15 September 2019. Dari pertemuan itu disimpulkan lima poin.
Pemerintah daerah bakal mengevaluasi standar prosedur operasional penyiapan makanan, melatih petugas penjamah makanan, serta menyaring kesehatan para petugas. Selanjutnya memperketat pengawasan guna memastikan anak menghabiskan makanan di sekolah dan tidak dibawa pulang. Poin terakhir, yakni memberi label di kemasan makanan.
"Dengan pesan 'cuci tangan sebelum makan' dan 'makanan ini harap dihabiskan saat makan bersama di sekolah (tidak dibawa pulang)'," ujar Widyastuti.
Wahyu Irawan, ayah LSZ dan ZAA, tak mau melaporkan kejadian kasus anaknya yang muntah dan meninggal ke polisi. Kepala Unit Reserse Kriminal (Kanit Reskrim) Polsek Koja Ajun Komisris ndry Suharto menyatakan telah meminta keterangan Wahyu soal dugaan keracunan makanan.
Menurut Andry, orangtua korban tidak mau membawa perkara ini ke ranah hukum. "Tidak mau dilakukan proses apapun dan menganggap ini sebagai musibah karena menurutnya anaknya sudah lama menderita sakit pernapasan sejak dilahirkan," jelas Andry. "Selama ini sering kumat penyakitnya."