TEMPO.CO, Jakarta - Petugas Satpol PP Jakarta Pusat melakukan pengawasan selama 24 jam terhadap keberadaan puluhan pencari suaka yang kembali ke trotoar Kebon Sirih, depan Gedung UNHCR, Jakarta Pusat.
"Kita hanya monitoring siang dan juga malam," ujar Kepala Operasional Satpol PP Jakarta Pusat, Salmon Nadapdap di lokasi, Rabu, 18 September 2019.
Salmon mengatakan pengawasan tersebut untuk mencegah adanya gangguan ketertiban umum dari keberadaan puluhan pengungsi itu. Setiap harinya, Satpol PP mengerahkan sekitar 20 personel.
Menurut Salmon, para pengungsi tersebut mulai berdatangan kembali ke Kebon Sirih sejak Kamis pekan lalu. Saat itu, kata dia, jumlah pencari suaka sekitar 80 orang.
Hingga hari ini, kata Salmon, jumlah pengungsi di Kebon Sirih kian berkurang. Saat ini jumlah pencari suaka tinggal 35 orang. "Hari ini tinggal 35 orang," ujarnya.
Salmon menyebutkan pihaknya tidak diberikan kewenangan mengusir pengungsi tersebut. Satpol PP hanya ditugaskan untuk mengawasi mereka. "Kami hanya ditugaskan monitoring, sambil menunggu solusi dari pemerintah pusat," kata dia.
Dari pantauan Tempo pada Rabu pagi, tampak sekitar 30 pencari suaka berkumpul membentangkan tikar dan duduk di tepian trotoar jalan Kebon Sirih, tepatnya di depan Bank Gamon yang bersebelahan dengan Kantor UNHCR. Mereka hampir memakan separuh ruas trotoar hingga tidak bisa dilewati oleh tiga orang. Tampak juga sejumlah barang yang disimpan dalam kardus dan plastik berjajar di belakang mereka.
Salah satu pengungsi, Ali mengatakan akan bertahan di Kebon Sirih sampai UNHCR memberikan bantuan yang telah dijanjikan. "Sampai UNHCR memberikan bantuan," ujarnya.
Ali mengatakan jumlah pencari suaka yang di Jalan Kebon Sirih sekitar 30 orang. Mereka kembali ke karena tidak mempunyai tempat lain setelah sebelumnya diungsikan di eks Gedung Kodim Kalideres.