TEMPO.CO, Jakarta - Politikus PPP Habil Marati membantah mendanai pembelian senjata api terkait kerusuhan 22 Mei yang terangkai dengan demonstrasi menolak hasil Pilpres lalu. Dia juga mengakui besaran uang yang berbeda yang diberikannya kepada Kivlan Zen.
Menuru Habil, uang diberikannya kepada mantan Kepala Staf Kostrad Kivlan Zen bukan untuk membeli senjata api dan ratusan peluru tajam ilegal. Tapi untuk aneka diskusi.
"Uang itu saya berikan untuk Supersemar, diskusi amandemen UU 1945 dan tentang PKI. Itu saja," katanya usai menjalani sidang dakwaan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis 19 September 2019.
Dalam dakwaan, jaksa menyebut Habil Marati mendanai pembelian empat pucuk senjata api dan 117 peluru tajam ilegal. Habil didakwa melanggar Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Darurat Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1951 juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 juncto 56 ayat 1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
Jaksa penuntut Ahmad Fahtoni mengatakan Habil didakwa menjadi penyandang dana atas pembelian empat pucuk senjata api dan 117 peluru tajam ilegal. Habil memberikan uang pembelian senjata kepada Kivlan Zen. "Terdakwa kenal dengan Kivlan sejak 2004 dan sering berkomunikasi sampai sekarang," kata Fahtoni di dalam persidangan.
Kivlan Zen Habil Marati Fauka Noor Farid
Jaksa Fahtoni menuturkan Habil dua kali menyerahkan uang kepada Kivlan untuk membeli senjata untuk rencana pembunuhan sejumlah pejabat di pemerintahan. Pemberian pertama di lakukan di lantai dua rumah makan Padang Sederhana sebesar 15 ribu dolar Singapura atau sekitar Rp 151,5 juta, pada 9 Februari 2019.
Uang pemberian Habil digunakan untuk keperluan pribadi Kivlan sebesar Rp 6,5 juta. Sedangkan, sisanya Rp 145 juta diserahkan ke Helmi Kurniawan, anak buah Kivlan, untuk membeli senjata.
"Uang itu diserahkan kepada Helmi untuk mengganti uang pembelian senjata api laras pendek dan memerintah Helmi segera mencari senjata api laras panjang untuk persediaan," ujarnya. "Uang tersebut juga untuk operasional Helmi."
Pada 10 Maret 2019, Habil kembali menjanjikan bakal memberikan bantuan uang operasional Rp 50 juta kepada Helmi. Namun, saat itu Habil baru membawa uang Rp 10 juta yang langsung diberikan kepada Helmi.
Selain peruntukan uang, Habil Marati juga membantah bahwa dirinya memberikan uang Rp 151,5 juta kepada Kivlan Zen itu. Habil hanya mengakui pemberian uang kepada Kivlan sebesar Rp 90 juta dalam dua tahap. "Pertama Rp 50 juta dan Rp 40 juta."