TEMPO.CO, Jakarta - Seorang warga Kedoya Utara mengungkap dugaan mengejutkan tentang penyebab kebakaran yang melanda permukiman di sana pada Minggu sore, 22 September 2019. Sebelumnya, keterangan dari Suku Dinas Pemadam Kebakaran menyebut dugaan penyebab kebakaran di Kedoya Utara adalah kompor gas bocor.
Neneng, ibu empat orang anak yang tinggal di rumah tepat di sebelah rumah sumber api kebakaran, tak yakin dugaan penyebab versi petugas tersebut. Pasalnya, dia menyatakan tak pernah mendengar suara ledakan.
"Menurut saya bukan dari tabung gas seperti yang diberitakan, rumah saya sampingnya persis temboknya nempel dan tidak ada bunyi ledakan," katanya ketika ditemui di posko korban kebakaran itu pada Senin, 23 September 2019.
Neneng mengungkapkan malah mendengar suara yang berbeda. "Kletek, kletek yang saya dengar, seperti sedang ada yang main petasan," katanya.
Sampai saat ini lokasi kebakaran masih dipasangi garis polisi. Ada juga warga yang mengumpulkan barang-barang tersisa dan masih bisa diselamatkan. Petugas dari Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, dan Palang Merah Indonesia (PMI) juga masih berjaga di lokasi.
Kebakaran terjadi di Kedoya Utara pada Minggu, 22 September 2019 sekitar pukul 18.15 WIB. Tepatnya di Jalan Kampung Pesing Koneng RT/RW 09/02, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Kebakaran itu menghanguskan sebanyak 21 rumah. Dampaknya, sebanyak 119 jiwa terpaksa mengungsi. Di antara mereka adalah sembilan lansia, 22 balita, dan 22 anak sekolah.
Dinas Sosial mendirikan tenda sejak Minggu malam setelah api dipadamkan oleh petugas. Sebagian warga sampai saat ini menempati tenda tersebut, tetapi ada juga yang mengungsi ke tempat sanak saudaranya.
Posko korban kebakaran di Jalan Kampung Pesing Koneng RT/RW 09/02, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin 23 September 2019. TEMPO/MARVELA
"Anak di rumah adik saya, saya di sini aja supaya kalau ada info atau apa jadi tau," kata Neneng di bawah tenda itu.
Neneng dan warga lainnya yang berada di posko korban kebakaran di Kedoya Utara juga sudah mendapatkan bantuan berupa selimut, alas untuk tidur, serta bantuan makanan siap saji. Untuk balita juga sudah mendapatkan makanan tambahan khusus balita dari Dinas Kesehatan.
"Dapat selimut, itu ada juga minyak dan sarden tapi bingung masak di mana, baju belum dapat, kemarin tidak sempat bawa baju," kata Neneng.
MARVELA | ZW