TEMPO.CO, Jakarta - Taman Tubagus Angke yang berlokasi di Grogol Petamburan, Jakarta Barat diduga menjadi tempat prostitusi karena beberapa hari yang lalu ditemukan sampah alat kontrasepsi kondom bekas pakai di sekitar taman. Sejumlah warga membenarkan bahwa praktek jual beli esek-esek itu kerap terjadi di sana.
Petugas kebersihan, Suraji, misalnya. Dia mengatakan bahwa terdapat setidaknya dua jenis prostitusi di area tersebut, satu yang dilakukan oleh perempuan dan satu lagi oleh waria.
"Kalau dari Jembatan Pesing ke Jembatan Genit itu laki-laki (waria), kalau dari Jembatan Genit ke Jembatan Angke itu wanita," kata Suraji saat ditemui Tempo, Selasa 24 September 2019.
Anggit, petugas kebersihan lainnya juga menyampaikan cerita serupa. Bahkan, menurut dia, upaya mereka untuk menertibkan para pekerja seks komersial itu kerap mendapatkan perlawanan.
"Kami tanamin tanaman, dirusak sama mereka, ditanami lagi dirusak lagi, kalau kita ganggu tempat mereka, mereka bakal rusak tanaman atau sapu pernah dirusak sama mereka," ujarnya.
Taman yang berada persis di pinggir jalan ini sering digunakan warga atau pun pengendara roda dua untuk beristirahat. Penjual makanan dan minuman juga setiap harinya berjualan di sana.
Di area taman, terdapat pohon-pohon besar. Tanahnya sebagian ditumbuhi rumput dan tanaman lainnya, sebagian lagi ada yang tidak ditumbuhi rumput.
Ajum, pengemudi ojek online yang sering melintasi taman tersebut mengaku kerap melihat tenda-tenda pada malam hari. Diduga tenda tersebutlah yang dijadikan tempat bertransaksi.
"Biasanya dipasang tenda gitu dari terpal, nah ya disitu sepanjang jalan ini," kata Ajum.
Setiap pagi petugas kebersihan dari Suku Dinas Kehutanan Jakarta Barat selalu membersihkan sampah alat kontrasepsi kondom bekas pakai di area tersebut. Petugas juga menuturkan tali yang berada di batang pohon adalah bekas tenda yang digunakan saat malam hari.
"Itu tali rafia yang di atas (pohon) bekas ikat terpal, karena di atas jadi kami tidak bersihkan, hanya yang dibawah saja yang kami bersihkan," kata Anggit.
Pengawas dari Suku Dinas Kehutanan Jakarta Barat, Alamsyah, menyatakan prostitusi di area tersebut bukan fenomena baru. Menurut dia, hal tersebut sebelumnya sempat ditertibkan oleh petugas, namun kembali marak.
"Kemarin 2 tahun lalu udah sempat tidak ada, enggak lama kembali lagi," kata Alamsyah.
Dia mengatakan maraknya prostitusi di area tersebut juga didukung oleh penerangan penerangan di area taman yang remang-remang. Dia mengaku sudah meminta dinas terkait untuk menambah penerangan di taman tersebut, namun hingga saat ini belum ada tindak lanjut. Bahkan sejumlah lampu penerangan yang ada saat ini dalam kondisi mati.
"Kemarin kami sudah berkoordinasi dengan PJU (Penerangan Jalan Umum) untuk dihidupkan kembali karena ada laporan dari masyarakat lampu banyak yang mati, cuma saya belum tau kapan akan dilaksanakannya," ujarnya.
Alamsyah berharap aparat melakukan tindakan tegas untuk pelaku prostitusi di Taman Tubagus Angke ini.
MARVELA| FEBRIYAN