TEMPO.CO, Jakarta -Puluhan mahasiswa yang menjadi korban kerusuhan demonstrasi di depan Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, dilarikan ke beberapa titik pengobatan. Salah satunya adalah gedung Televisi Republik Indonesia (TVRI) di Jalan Gerbang Pemuda, Jakarta Pusat.
Petugas medis dari Politeknik Kesehatan Jakarta I, Ovedha Pradita Lunggana, 21 tahun, mengatakan puluhan mahasiswa dilarikan ke gedung tersebut.
Mayoritas korban mengalami sesak nafas karena terlalu banyak menghirup gas air mata. “Ada korban yang luka tapi hanya 1-2 orang. Mayoritas pernafasannya terganggu karena gas air mata,” kata Ovedha ketika Tempo temui di Gedung TVRI, Selasa malam, 24 September 2019.
Ovedha menyebutkan, tadinya mahasiswa Poltekkes Jakarta I memang berniat mengikuti demonstrasi. Namun, melihat kondisi yang ricuh, mereka memutuskan untuk menjadi petugas medis. “Kebetulan kami bawa beberapa alat kesehatan seperti tabung oksigen dan P3K,” tutur dia.
Menurut pantauan Tempo, sejumlah mahasiswa yang menjadi korban kerusuhan silih berganti datang ke Gedung TVRI. Mereka yang mengalami sesak nafas langsung dipasangkan saluran oksigen. Selain dari Poltekkes Jakarta I, pegawai TVRI juga membantu menjadi tim medis.
Titik pengobatan lainnya berada di mobil ambulans dari Palang Merah Indonesia yang tersebar di pinggir-pinggir jalan. Tempo mendatangi ambulans yang tengah berada di Jalan Gerbang Pemuda. Petugas saat itu tengah menangani mahasiswa yang mengalami sesak nafas dan terkena tembakan peluru karet.
Jojo, Koordinator PMI Cabang Jakarta Selatan, mengatakan setidaknya ada 20 ambulans yang disiagakan di beberapa lokasi. Petugas, kata dia, langsung merujuk mahasiswa yang membutuhkan penanganan serius. “Beberapa ada yang dirujuk ke Rumah Sakit Pelni karena sesak nafas. Diantar sama ambulans kami,” tutur dia.
Tempo juga mengunjungi titik pengobatan lain yang berada di samping Stadion Madya, Kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat. Di situ, terlihat beberapa mahasiswa direbahkan lengkap dengan selang oksigen di hidungnya. Nanda Akbar, petugas Ambulance Gawat Darurat (AGD) Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengatakan mayoritas mahasiswa yang diobati mengalami sesak nafas.
Meski begitu, ada juga mahasiswa yang mengalami luka di tubuhnya. “Ada yang kena tembakan peluru karet di bagian perut dan sudah kami jahit tadi. Ada juga yang tangannya patah karena terjatuh,” tutur dia. Mahasiswa yang butuh penanganan lebih, kata Nanda, dirujuk ke Rumah Sakit Pondok Indah.
Demonstrasi mahasiswa ini dipicu oleh sejumlah revisi undang-undang yang dianggap bermasalah. Mahasiswa mendesak DPR untuk membatalkan revisi KUHP, revisi Undang-Undang Pemasyarakatan, RUU Pertanahan, RUU Minerba, RUU Ketenagakerjaan dan juga revisi Undang-Undang KPK yang telah disahkan sebelumnya.
Aksi saling serang itu terjadi setelah mahasiswa menolak untuk membubarkan diri pasca terpukul mundur dari depan gerbang Kompleks DPR RI. Mereka berkumpul di sekitar jalan layang Jalan Gerbang Pemuda dan membakar sejumlah cone atau pembatas jalan dan kardus bekas minuman air mineral. Alhasil asap hitam membumbung tinggi dari bawah jalan layang tersebut.
Di atas jalan layang Ladogi, aksi saling serang terjadi antara mahasiswa dan polisi. Demonstran melepaskan kembang api ke arah polisi dan dibalas dengan tembakan gas air mata.