TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan Universitas Islam Negeri atau UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Masri Mansoer membenarkan ada tiga mahasiswanya yang belum ditemukan usai mengikuti demonstrasi di Komplek DPR RI Selasa kemarin, 24 September 2019. Rekan-rekannya menduga dua dari tiga mahasiswa itu diculik oleh polisi.
"Iya betul ada tiga mahasiswa kami yang sampai saat ini masih belum kembali, kami juga masih mencari keberadaannya," katanya, Rabu 25 September 2019.
Baca Juga:
Menurut Masri, ia juga berkoordinasi dengan Dema UIN untuk memantau perkembangan tiga mahasiswa yang belum kembali tersebut.
"Menurut informasi, saat hendak pulang di depan mall Senayan City, tiga orang mahasiswa kami berbonceng motor. Kemudian di depan mall saat itu ada polisi dua orang. Dua orang ini di tarik dari sepeda motor," ujarnya.
Setelah dua mahasiswa ini ditarik, lanjut Masri, kemudian seorang mahasiswa yang mengendarai motor berhasil melarikan diri.
"Sembari mencari keberadaan tiga mahasiswa ini, kami juga sedang menunggu informasi apabila benar ditangkap maka akan kita jemput untuk bisa berkuliah kembali," ungkapnya.
"Tadi pagi saya dengan tim hukum juga sudah siap ke Polda, tapi menurut informasi mahasiswa kita tidak ada disana," kata Masri.
Masri juga mengatakan bahwa apabila ada kabar tentang mahasiswa yang tewas saat demo kemarin itu dipastikan hoax karena tidak ada mahasiswa UIN yang tewas akibat demo kemarin.
"Kalau yang pingsan dan kelelahan itu ada, karena sesak nafas akibat tembakan gas air mata dan meriam air atau water canon," imbuhnya.
Sebelumnya Dewan Mahasiswa UIN Syarifhidayatullah menyatakan tiga rekan mereka tak jelas keberadaannya pasca mengikuti demonstrasi di Komplek DPR RI Selasa kemarin. Ketika mahasiswa tersebut yaitu Iqbal Fadli fakultas Tarbiyah, Firman Irsan Mawardi dari Fisip (ilmu politik), Dodi Kurniawan dari Fisip (sosiologi).
Demonstrasi mahasiswa Selasa kemarin digelar untuk memprotes sejumlah revisi undang-undang bermasalah seperti
revisi KUHP, revisi Undang-Undang Pemasyarakatan, RUU Pertanahan, RUU Minerba dan RUU Ketenagakerjaan. Mereka juga mendesak Presiden Jokowi untuk mengeluarkan Peraturan pengganti undang-undang (Perpu) untuk membatalkan revisi Undang-Undang KPK yang telah disahkan sebelumnya.
Demonstrasi itu berujung rusuh setelah mahasiswa menolak untuk membubarkan diri pasca terpukul mundur dari depan gerbang Kompleks DPR RI. Aksi saling serang pun sempat terjadi antara mahasiswa dan polisi. Dalam kejadian ini, 39 aparat disebut mengalami luka-luka. Sedangkan korban luka dari kalangan mahasiswa berjumlah 254 orang.