TEMPO.CO, Jakarta - Petugas Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat mengangkut sekitar 12 ton sampah sisa demonstrasi di kawasan DPR RI pada Selasa dan Rabu, 24-25 September 2019. Mayoritas sampah itu adalah puing berupa batu.
Pengawas Kebersihan dan Lingkungan Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat, Erwinto, mengungkap itu saat ditemui di persimpangan Jalan K.S. Tubun, tepatnya di bawah jalan layang Slipi, Jakarta Barat, pada Kamis, 26 September 2019.
Baca Juga:
Erwinto membeberkan kalau usai demonstrasi ribuan mahasiswa yang berakhir bentrokan dengan aparat keamanan pada Selasa, 24 September lalu, petugas mengangkut sekitar 7 ton sampah. Sedang pada demonstrasi pelajar dan bentrokan yang juga terjadi pada Rabu, 25 September, sampah yang diangkut sekitar 5 ton.
Menurut Erwinto, sampah usai demonstrasi mahasiswa lebih banyak lantaran kericuhan yang terjadi cukup besar. Banyak fasilitas umum, misalnya pot tanaman dan pagar taman, yang dirusak oleh massa.
Menurut Erwinto, sebanyak 7 ton sampah itu diangkut dari persimpangan Slipi dan Jalan Palmerah Utara atau di persimpangan sebidang jalur rel kereta api Stasiun Palmerah, Jakarta Barat.
Massa berusaha mengangkat pagar bagian belakang gedung DPR, Senayan, Jakarta, 25 September 2019. Ratusan siswa sekolah tingkat menengah atas dan pertama menggelar aksi untuk menyerukan penolakan terhadap RUU KUHP dan revisi atas UU KPK. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sedang demonstrasi Rabu, Erwinto menyebut sampah lebih sedikit lantaran sudah banyak fasilitas umum yang dirusak pada hari sebelumnya. Padahal, dia memberi catatan, ricuh massa dan aparat terjadi di 4 titik, yaitu Jalan Palmerah Utara, Perempatan Slipi, Jalan K.S. Tubun, dan Jalan Tomang.
Saat demonstrasi dua hari berturut-turut kemarin, tim Sudin DLH Jakarta Barat telah bersiaga sejak dinihari. Begitu situasi relatif kondusif, kata Erwinto, tim langsung terjun untuk membersihkan sampah. “Kami memang standby ada atau tidak ada kerusuhan. Tapi, dua hari kemarin kerja kami lebih ekstra dari biasanya,” katanya.
Ia mengatakan proses pembersihan sisa kerusuhan kemarin yang melibatkan 100 personel itu berlangsung sejak pukul 05.00 WIB. Fokus pembersihan adalah jalan protokol dan sarana umum seperti taman. Hal itu ditujukan agar masyarakat yang hendak melintas tak terganggu.
Ia menjelaskan kalau tim kebersihan juga berkoordinasi dengan polisi terkait sampah mana yang dapat diangkut. Sebab, menurut Erwinto, beberapa sisa kerusuhan seperti bangkai motor yang terbakar serta marka jalan yang dirusak tergolong barang bukti yang dibutuhkan polisi dalam penyidikannya.