TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjenguk Faisal Amir, mahasiswa Universitas Al Azhar Indonesia yang menjadi korban kekerasan saat demonstrasi 24 September 2019.
Dalam kunjungannya Senin kemarin, Anies menawarkan Faisal untuk bekerja di Biro Hukum Balai Kota usai sembuh dari luka-luka yang dialaminya.
"Pak Anies bilang, kalau Faisal sudah sehat bantu Anies untuk urusan hukum di Pemprov DKI," kata Ratu Agung, ibu Faisal kepada Tempo, 1 Oktober 2019.
Faisal menjadi korban kekerasan dalam demonstrasi mahasiswa di Gedung DPR RI saat akan menjemput teman-temannya yang masih berada di sekitar Palmerah, tempat kerusuhan pecah.
Faisal yang merupakan koordinator aksi dari kampusnya bertanggung jawab terhadap teman-temannya tersebut. Namun usai pamit menjemput rekannya, Faisal tak kunjung kembali ke titik kumpul mahasiswa di restoran Pulau Dua, dekat Hotel Sultan.
Sampai akhirnya seorang mahasiswa dari Sulawesi menemukan Faisal sudah tergolek bersimbah darah tak sadarkan diri di lahan proyek antara Gedung DPR dan TVRI. Saat ditemukan, Faisal masih mengenakan jaket almamater kampus sehingga mahasiswa Sulawesi itu segera menghubungi rekannya yang asal Universitas Al Azhar Indonesia.
Faisal lalu dilarikan teman-temannya ke Rumah Sakit Pelni, Jakarta Pusat. Dari hasil pemeriksaan dokter dan CT Scan, Faisal itu mengalami luka-luka di kulit kepala, tengkorak retak, pendarahan di otak, dan tulang bahu patah.
Tim dokter memperkirakan Faisal harus dirawat inap hingga 6 bulan ke depan. Beberapa operasi pun harus dijalaninya dalam waktu dekat ini, seperti pencabutan pen dan pemasangan batok kepala buatan.
Selain menawarkan pekerjaan, Anies Baswedan juga memberikan jaminan perawatan kesehatan VIP kepada Faisal Amir. Seluruh biaya pengobatannya pun ditanggung oleh Pemprov DKI Jakarta. "Faisal layak mendapat pelayanan VIP karena dia pejuang dan dari keluarga pejuang. Faisal juga didoakan sama Anies," kata Ratu mengulangi perkataan Anies.