TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan anggaran subsidi transportasi atau public service obligation (PSO) pada 2020 mengalami peningkatan menjadi RP 6,94 triliun. Alasannya, tahun depan jumlah bus besar, bus sedang, dan bus kecil yang tergabung dengan program Jak Lingko mencapai 10.047 unit.
Syafrin menyebut sebelumnya jumlah armada Jak Lingko baru mencapai 3.369 unit. “Kenaikannya beberapa kali lipat dibandingkan saat ini,” kata dia kepada Tempo, Rabu, 2 Oktober 2019.
Anggaran subsidi transportasi pada 2020 sebesar Rp 6,94 triliun itu tercantum dalam Kebijakan Umum Anggaran dan Priorotas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2020. Rinciannya, subsidi untuk mass rapid transit (MRT) Jakarta sebesar Rp 938,59 miliar, light rail transit (LRT) Jakarta Rp 665,07 miliar dan Transjakarta Rp 5,34 triliun.
Adapun anggaran PSO untuk tiga moda transportasi itu pada tahun ini hanya Rp 3,7 triliun. Rinciannya, subsidi untuk MRT Jakarta Rp 672,3 miliar, LRT Jakarta Rp 278,3 miliar dan Transjakarta Rp 2,76 triliun.
Syafrin menjelaskan penambahan bus besar, bus sedang, dan bus kecil yang bergabung dengan program Jak Lingko pada tahun depan merupakan amanat dari Instruksi Gubernur Nomor 66 Tahun 2019 tentang Pengendalian Kualitas Udara. Instruksi Gubernur itu memerintahkan Kepala Dinas Perhubungan DKI untuk mempercepat peremajaan 10.047 bus besar, sedang, dan kecil pada 2020.
Menurut Syafrin, dengan bertambahnya jumlah bus yang terintegrasi dengan program Jak Lingko, jumlah penumpang harian Transjakarta juga bakal meningkat. “Penambahan kapasitas penumpang itu salah satu variabel penentunya ialah jumlah bus,” kata dia.
Tingginya subsidi bagi Transjakarta juga disebabkan harga karcisnya yang tetap Rp 3.500. Padahal setiap tahun biaya operasional dan perawatan bus selalu naik. “Ini yang mengakibatkan seolah PSO naik terus tiap tahunnya,” kata Syafrin.
Selain itu, kata Syafrin, alokasi anggaran subsidi transportasi tahun depan naik karena LRT Jakarta akan beroperasi. Targetnya kereta ringan dengan rute Velodrome-Kelapa Gading itu bisa mengangkut penumpang sebanyak 14 ribu orang per hari.
Syafrin menjelaskan Dinas akan mengeluarkan kebijakan untuk mendorong masyarakat meninggalkan kendaraan pribadinya dan beralih ke angkutan umum (transportation demand management). Salah satu peraturan yang telah diterbitkan untuk mencapai target itu ialah perluasan pembatasan kendaraan dengan pelat nomor ganjil-genap.
Syafrin mengklaim perluasan ganjil-genap dari sembilan ruas jalan menjadi 25 ruas jalan mampu meningkatkan jumlah penumpang Transjakarta menjadi 917 ribu orang per hari. “Jumlah penumpang Transjakarta bisa naik signifikan,” kata dia.