TEMPO.CO, Jakarta - Penyebab kematian Maulana Suryadi, korban demonstrasi pelajar 25 September 2019, hingga saat ini masih misterius. Polisi menyebutkan juru parkir di kawasan Tanah Abang itu tewas karena sesak nafas namun pihak keluarga meragukannya.
Ibu Maulana, Maspupah, mengakui anaknya memang memiliki riwayat penyakit asma. Namun dia meragukan pernyataan polisi karena dia menemukan adanya luka membiru di sekujur tubuh anaknya. Selain itu, dia juga menyatakan bahwa jenazah anaknya terus mengeluarkan darah dari hidung dan telinganya.
Untuk mengusut masalah darah yang terus mengucur itu, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari Fahrial Syam menyatakan bahwa harus dipastikan penyebab sesak napas Maulana Suryadi. Ari menjelaskan, sesak napas berujung pendarahan bisa disebabkan banyak hal.
"Jadi tergantung apa penyebab, kenapa dia sesak napas," ujarnya saat dihubungi Jumat, 4 Oktober 2019.
Dia menyatakan sesak nafas yang berujung pendarahan bisa terjadi karena korban mengalami trauma dada. Misalnya dada terbentur dan menimbulkan pendarahan di dalam rongga dada, sehingga korban sesak napas.
Kedua, korban menderita radang paru-paru atau pneumonia. Menurut dokter yang mendalami ilmu penyakit dalam ini, pneumonia bisa menyebabkan gangguan pada pendarahan.
Ari memaparkan darah yang mengalir dari tubuh jenazah mungkin saja terjadi. Hal itu, menurut dia bisa terjadi karena masih adanya sisa-sisa trauma yang terjadi pada korban.
Pria yang tahun lalu menyandang gelar Guru Besar Ilmu Penyakti Dalam FKUI tersebut menambah bahwa untuk menemukan secara pasti penyebab kematian seseorang harus dilakukan otopsi.
"Kalau kasus begini kan gejala itu penyebabnya bisa macam-macam," ujarnya.