TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan imigran pencari suaka menuntut Kepala Perwakilan UNHCR Thomas Vargas untuk keluar kantornya dan menemui mereka semua. Massa imigran menolak mengirim perwakilan ke dalam gedung kantor UNHCR untuk berdialog soal tuntutan yang diserukan lewat unjuk rasa hari ini, Kamis 10 Oktober 2019.
Awalnya, satu staf UNHCR bernama Amir keluar menemui ratusan pencari suaka di depan gedung kantor UNHCR di Kebon Sirih, Jakarta Pusat, itu. Amir mengundang perwakilan dari pengunjuk rasa untuk masuk ke dalam gedung membahas tuntutan. "Silakan tunjuk perwakilan dari sini dan kita berdialog di dalam," ujar Amir.
Massa imigran pencari suaka menolaknya. Mereka malah menuntut balik untuk Kepala Perwakilan UNHCR Indonesia Thomas Vargas turun dan menemui mereka. "Kami ingin di sini, tatap muka langsung dengan kami semua," ujar satu pencari suaka, Hasan Ramazan.
Hasan mengatakan pencari suaka tidak ingin lagi dibohongi oleh UNHCR. Hasan menyebutkan tiga bulan lalu pencari suaka juga melakukan aksi yang sama, namun kesepakatan saat itu tidak dipenuhi oleh UNHCR sampai saat ini.
Hasan menyebutkan, pencari suaka hanya meminta UNHCR memenuhi hak pencari suaka yaitu shelter tempat tinggal, bantuan untuk makan dan jaminan kesehatan. Selain itu, mendesak UNHCR untuk memproses keberangkatan ke negara ke tiga.
"Banyak yang sudah lama ingin ke negara tujuan tapi belum diproses oleh UNHCR," ujarnya yang bertekad bertahan di trotoar Kebon Sirih sepanjang tuntutan tak dipenuhi,