TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan pencari suaka berencana kembali menempati trotoar di depan Gedung UNHCR, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat jika tuntutannya tidak ditindaklanjuti.
"Kami akan di sini sampai UNHCR menemui kami dan memenuhi hak-hak kami," ujar seorang pengungsi Wahid Ali, Kamis, 10 Oktober 2019.
Usai berdemonstrasi, ratusan pencari suaka memadati trotoar sekitar Gedung UNHCR hingga Kamis sore. Mereka membentangkan tikar sebagai alas untuk duduk bahkan tidur. Sejumlah tas dan kardus berjejer di belakang mereka.
Utusan UNHCR meminta para pengungsi mengirim perwakilan untuk membahas tuntutan mereka. Namun permintaan tersebut ditolak karena mereka ingin pembahasan tersebut dilakukan secara langsung di hadapan para pengungsi.
Ali menyebutkan pencari suaka tidak akan mendirikan tenda dan tidak akan melanggar ketertiban umum. "Kami juga tidak ingin mengganggu masyarakat sekitar," ujarnya.
Ali mengatakan, pengungsi memutuskan untuk keluar dari gedung eks kodim Kalideres dan kembali ke trotoar Jalan Kebon Sirih karena merasa ditelantarkan oleh UNHCR. Mereka mengklaim hak mereka tidak dipenuhi, seperti shelter untuk tempat tinggal, makanan, hingga jaminan kesehatan.
UNHCR juga tak kunjung memproses keberangkatan pencari suaka menuju ke negara ketiga, yaitu ke Australia. "Banyak yang tidak diproses untuk menuju ke negara ketiga," ujarnya.