TEMPO.CO, Bekasi - Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Bekasi mencatat empat warganya sempat dirawat di rumah sakit akibat disengat tawon ndas dalam sebulan terakhir. Meski demikian, serangan tawon itu belum ditetapkan sebagai wabah.
"Karena keberadaanya cukup jarang," kata Komandan Regu Tim Evakuasi Penyelamatan Damkar Kabupaten Bekasi Adhi Nugroho pada Kamis, 10 Oktober 2019.
Menurut dia, empat warga yang disengat tawon tersebut adalah seorang balita dan tiga siswa sekolah menengah pertama. Mereka sempat dilarikan ke instalansi gawat darurat rumah sakit akibat sengatan tawon yang ciri-cirinya di badannya ada warga kuning-oranye. "Sudah pulang semua, tidak sampai dirawat," ujar Adhi.
Menurut dia, efek disengat tawon jenis ini biasanya demam. Namun, jika disengatnya banyak, korban bisa meninggal dunia.
Dalam empat kasus ini, korban hanya disengat satu kali di bagian kepalanya. "Selama Oktober ini kami telah mengevakuasi empat sarang tawon ndas di permukiman penduduk," ujar dia.
Setelah dievakuasi, sarang berikut tawonnya kemudian dimusnahkan.
Ia memberikan tips jika ada yang mendapati tawon tersebut atau sarangnya. "Diupayakan dihindari, jangan didekati, apalagi diusik. Segera laporkan dievakuasi agar tidak membahayakan penduduk lain," ujar Adhi.
Dia menduga penemuan tawon di permukiman penduduk cukup tinggi akibat banyak alih fungsi lahan. "Habitatnya itu di kebun atau sawah, tapi sekarang banyak berubah jadi permukiman," ujar dia.
Karena itu, sarang tawon ndas sekarang sering dijumpai di pohon-pohon lingkungan penduduk, bahkan sudah masuk ke dalam rumah memanfaatkan ruang di dalam plafon. "Titik-titik ini yang sering kami evakuasi," ujar anggota pemadam kebakaran itu.
ADI WARSONO