TEMPO.CO, Jakarta -Faisal Amir, tanpa khawatir membuka kupluknya untuk memperlihatkan bekas operasi di sisi kiri kepalanya. Mahasiswa Universitas Al Azhar Indonesia itu mengatakan sebagian kepalanya tak bertempurung.
"Batok kepalanya disimpan di perut saya," kata Faisal Amir sambil menunjukan sisi kiri perutnya yang terdapat jahitan sekitar 15 sentimeter.
Tempo menemui Faisal di kediamannya di Perumahan Villa Ilhami Islamik Village, Tangerang, Banten, Ahad, 13 Oktober 2019. Pemuda berusia 21 tahun itu telah kembali ke rumahnya sejak Selasa, 8 Oktober, setelah sempat dirawat di Rumah Sakit Pelni.
Mahasiswa Al Azhar Indonesia, Faisal Amir, saat ditemui di kediamannya di Perumahan villa Ilhami Islamik Village, Tangerang, Banten, 13 Oktober 2019. Faisal adalah mahasiswa yang menjadi korban saat unjuk rasa yang berakhir rusuh di sekitar gedung DPR RI. Tempo/Imam Hamdi
Faisal adalah mahasiswa yang menjadi korban di tengah kericuhan yang terjadi antara massa demonstran dengan aparat keamanan pada 24 September.
Dari hasil pemeriksaan dokter dan CT Scan, Faisal mengalami luka-luka di kulit kepala, tengkorak retak, pendarahan di otak, dan tulang bahu patah.
Ibunda Faisal, Ratu Agung, mengatakan anaknya masih dalam masa pemulihan karena tengkorak kepalanya pecah. Faisal sempat dirawat di rumah sakit selama 14 hari dan saat ini masih menjalani rawat jalan. "Secara medis jahitannya sudah dibuka. Jadi sudah bisa ke rumah sehat (pulang ke rumah)," ucap Ratu.
Menurut Ratu, kondisi kesehatan anaknya telah membaik. Bahkan, perkembangan pemulihan Faisal pun lebih cepat dari perkiraannya.
Faisal saat ini telah bisa melakukan berbagai aktivitas ringan, seperti mandi, makan dan melakukan kegiatan sehari-harinya. "Bahkan, beberapa hari lalu sudah diajak jalan-jalan keluar dan nonton film di bioskop."
Anaknya itu, kata dia, sudah tidak lagi membutuhkan pendampingan saat berjalan karena kondisi tubuhnya sudah stabil. Meski begitu, kata dia, Faisal masih sering pusing dan pegal-pegal di badannya.
Mahasiswa Al Azhar Indonesia, Faisal Amir, saat ditemui di kediamannya di Perumahan villa Ilhami Islamik Village, Tangerang, Banten, 13 Oktober 2019. Faisal adalah mahasiswa yang menjadi korban saat unjuk rasa yang berakhir rusuh di sekitar gedung DPR RI. Tempo/Imam Hamdi
Dalam waktu tiga bulan ke depan, kata Ratu, Faisal akan kembali menjalani operasi pemasangan tempurung tengkorak anak keduanya itu. Selain pemasangan tengkorak, operasi juga dilakukan untuk mengangkat pen di lengan kanan Faisal. "Sebab tangan kirinya juga patah."
Faisal Amir mengaku telah menerima kejadian yang menimpanya sebagai risiko perjuangan. Ia berharap luka di tubuhnya bisa menjadi pembangkit mahasiswa untuk terus berjuang melawan ketidakadilan. "Saya tidak rugi jika meninggal, saya hidup pun tidak rugi. Hidup bahagia jika berjuang," kata mahasiswa fakultas hukum itu.