TEMPO.CO, Bogor - Dugaan pembajakan aplikasi WhatsApp kembali terjadi. Kali ini korbannya adalah anggota DPRD Kota Bogor, Heri Cahyono. Dia melaporkan adanya sejumlah pesan permintaan uang dengan besaran tertentu diterima keluarga dan kerabat yang ada dalam daftar kontak di aplikasinya itu.
Pesan datang dari nomor ponselnya namun dia menegaskan tak pernah mengirimkannya. "Saya langsung sadar kalau WA saya dihack, maka secepatnya saya laporkan ini ke polisi untuk antisipasi pelaporan penipuan mengatasnamakan saya," ucap Heri saat dikonfirmasi via telepon, Ahad 13 Oktober 2019.
Menurut politikus Golkar itu, pembajakan terjadi kurang lebih sekitar dua jam, sejak pukul 16. Heri menyebut, semua kontak mulai dari istrinya, bapak, adik, dan lainnya dikirimi pesan yang sama tentang permintaan transfer sejumlah dana.
Saat melapor ke Polsek Bogor Barat, Heri mendapat informasi kalau pembajak berlokasi di luar negeri. Polisi lalu meyakinkannya kalau masalah sudah teratasi. "Alhamdulillah sekarang sudah normal," katanya menambahkan.
Saat setelah normal kembali nomornya, Heri pun menyampaikan pesan klarifikasi ke semua orang yang ada dalam daftar kontaknya di aplikasi percakapan di telepon genggam itu. Dia mengabarkan bahwa yang minta ditransfer uang bukan dirinya.
"Atas kejadian ini semoga menjadi pengalaman bagi semuanya dan saya berharap kepolisian bisa mengungkap kasus ini dan menangkap pelakunya," katanya.
Sebelumnya, pada Senin 7 Oktober 2019, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tangerang Selatan Ahmad Widianto diduga menjadi korban yang sama. Dia mengungkap ada orang lain mengaku sebagai dirinya lalu meminta-minta dana kepada orang-orang yang dalam daftar kontaknya.
"Jadi ada orang menggunakan nomor telepon lain mengatasnamakan saya dan menggunakan foto profil WhatsApp saya," kata Ahmad saat itu.
Kasus pembajakan aplikasi WhatsApp juga pernah dialami Direktur Utama PT Tempo Inti Media Toriq Hadad. Dua pelakunya telah ditangkap di Makassar, Sulawesi Selatan pada Juli lalu.
M.A MURTADHO