TEMPO.CO, Jakarta -Mahasiswa Universitas Al Azhar Indonesia, Faisal Amir, berharap mahasiswa terus melakukan perjuangan sampai pemerintah membatalkan seluruh undang-undang bermasalah.
"Pesan saya mahasiswa tetap berjuang dan jaga kejujuran sampai tuntutan berhasil," kata Faisal Amir saat ditemui di kediamannya di Perumahan Villa Ilhami Islamik Village, Tangerang, Banten, Ahad, 13 Oktober 2019. "Kami berjuang murni tidak ada yang dibayar."
Faisal adalah mahasiswa yang menjadi korban di tengah kericuhan yang terjadi antara massa demonstran dengan aparat keamanan pada 24 September. Dari hasil pemeriksaan dokter dan CT Scan, Faisal mengalami luka-luka di kulit kepala, tengkorak retak, pendarahan di otak, dan tulang bahu patah.
Faisal menyatakan masih mau ikut unjuk rasa hingga 17 Oktober 2019, bersama mahasiswa meski kepalanya telah terbelah. Menurut dia, perjuangan mahasiswa harus terus dilakukan hingga presiden mendengar aspirasi rakyatnya. "Tuntutan kami jelas."
Mahasiswa Al Azhar Indonesia, Faisal Amir, saat ditemui di kediamannya di Perumahan villa Ilhami Islamik Village, Tangerang, Banten, 13 Oktober 2019. Faisal adalah mahasiswa yang menjadi korban saat unjuk rasa yang berakhir rusuh di sekitar gedung DPR RI. Tempo/Imam Hamdi
Mahasiswa semester tujuh fakultas hukum itu, menyesalkan adanya kerusuhan selama gelombang unjuk rasa mahasiswa pada September lalu. Menurut pemuda berusia 21 tahun ini, ada massa yang menyusup untuk berbuat kerusuhan. "Mahasiswa sudah jujur menyatakan aspirasi murni kami," ujarnya.
Saat unjuk rasa pada 24 September kemarin, Faisal mengaku sebagai koordinator lapangan bagi ratusan mahasiswa yang ikut dalam unjuk rasa menolak undang-undang bermasalah di depan DPR RI. Namun, kerusuhan terjadi dan polisi begitu agresif kepada mahasiswa yang melakukan unjuk rasa. "Polisi saya sarankan melindungi. Karena tugasnya mengayomi."
Ibunda Faisal, Ratu Agung, membenarkan anaknya kembali diajak untuk mengikuti unjuk rasa di DPR sebelum 17 Oktober mendatang. Namun, Ratu belum mengizinkan anaknya untuk ikut langsung dalam unjuk rasa besok, karena faktor kesehatan Faisal. "Bukannya saya melarang. Kondisi Faisal masih dalam pemulihan."
Menurut Ratu, undangan agar Faisal Amir kembali turun ke jalan telah disampaikan temannya sejak Sabtu pekan lalu, saat menjenguk anaknya. Hingga hari ini, Ratu pun masih berdebat dengan Faisal yang berkukuh untuk datang pada aksi unjuk rasa mahasiswa besok. "Saya mendukung adanya unjuk rasa agar ada perubahan. Namun, untuk ujuk rasa besok Faisal bisa menjadi simbol perjuangan mahasiswa untuk melanjutkan aksinya."