Selain itu, kata Jefri, sebanyak 6,2 persen responden menilai lapangan pekerjaan saat ini sulit diakses. Bahkan, sebesar 2,4 persen responden menilai program unggulan Anies dan pasangannya dulu, Sandiaga Uno, seperti One Kecamatan One Center of Entrepreneurship (Ok Oce) tidak bermanfaat.
“Program itu tidak dapat diakses masyarakat yang menjadi responden kami,” ujarnya.
Peneliti Pusat Studi Perkotaan Nirwono Joga mengatakan program hunian tanpa uang muka tidak bermanfaat bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Sebab, program itu hanya diperuntukkan bagi warga Jakarta yang berpenghasilan Rp 4-7 juta per bulan.
Alhasil, kata Nirwono, masyarakat berpenghasilan rendah tidak bisa mengikuti program Rumah DP Nol tersebut. Padahal, sebagian konstituen Anies ialah masyarakat berpenghasilan rendah.
Nirwono menilai Anies juga belum bisa menjadi gubernur bagi semua kalangan warga Jakarta. Sebab, Anies lebih fokus pada kebijakan yang mengakomodasi konstituennya.
Sandiaga Uno meninjau ruangan kerja OKE OCE di Kantor Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 9 Desember 2017. Sesuai instruksi Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswesdan di 44 kecamatan se-DKI Jakarta dijadikan tempat pengaduan warga, sehingga warga tidak perlu jauh-jauh lagi menyambangi Balai Kota. TEMPO/ Naufal Dwihimawan Adjiditho
Dia mencontohkan, pemerintah DKI tidak segera melanjutkan normalisasi sungai karena tidak ingin menggusur masyarakat yang tinggal di bantaran sungai. “Kalau sudah banjir, itu yang dirugikan semua masyarakat Jakarta,” tuturnya.
Ditemui di Gedung DPRD DKI, Gubernur Anies Baswedan menghargai adaya survei itu dan berjanji akan menjadikan hasilnya sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kinerja pemerintah DKI. Tentang tingkat kepuasan yang menurun, dia hanya menjawab, "Nanti akan saya baca secara lengkap."
TAUFIQ SIDDIQ