TEMPO.CO, Bogor - Nama rektor IPB University Arif Satria disebut-sebut masuk bursa calon menteri kabinet Jokowi, namun Arif menyatakan prioritasnya adalah memajukan IPB.
Arif membantah kabar dia didatangi beberapa partai politik dan ditawari jabatan sebagai menteri. Arif mengatakan Presiden Jokowi memiliki hak prerogatif untuk memilih siapa saja yang bakal menjadi pembantunya dalam era kepemimpinannya di periode kedua ini. "Kita tunggu tanggal mainnya saja," ungkap Arif kepada TEMPO di Aula Inovasi IPB Universty, Dramaga, Bogor, Jumat 18 Oktober 2019.
Arif mengatakan dua minggu sebelumnya dia dan para rektor lain memang bertemu Presiden Jokowi. "Di sana kita membahas masalah pendidikan saja dan tidak ada tuh pembahasan Menteri," ujarnya. "Silakan tanya beliau. Tapi yang pasti kita tunggu keputusan Presiden dan kita apresiasi karena yakin beliau memilih orang dengan baik untuk membantunya di Kabinet kerja beliau.
Akan tetapi Arif sempat ditanya Jokowi tentang inovasi dan langkah cepat apa yang bisa membawa Indonesia lebih maju. "Sebagai dekan dan rektor, saya setuju untuk percepatan atau inovasi dalam membangun Indonesia," katanya.
Rektor IPB Arif Satria menyebut tugas sebagai seorang menteri kabinet Jokowi itu berat sekali. "Tapi secara fokus saat ini saya sebagai Rektor, ya tetap memperioritaskan untuk terus memajukan IPB," ujarnya.
M.A MURTADHO