TEMPO.CO, Jakarta - Dua getek masih dimanfaatkan untuk menyeberangi sungai yang berada di dekat kediaman Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Jalan Lorong 27 RT 07 RW 08 Kelurahan/Kecamatan Koja, Jakarta Utara.
Getek tersebut membantu warga menyeberangi Kali Lagoa Kanal dan menghubungkan Jalan Lorong 27 dengan Jalan Y Timur. Sedangkan getek lainnya menghubungkan Pasar Sindang ke Jalan Lorong Z.
"Memang sudah lama jadi alat bantu warga menyeberang Kali Lagoa," kata penarik getek, Edi Kumaidi, 50 tahun, saat ditemui di Kali Lagoa Kanal Jalan Lorong 27.
Getek yang menghubungkan Jalan Lorong 27 dengan Jalan Y Timur hanya berjarak sekitar 50 meter dari kediaman Maruf Amin. Sedangkan, getek satunya lagi berjarak 150 meter dari kediaman Ma'ruf.
Edi mengatakan getek tersebut telah digunakan untuk membantu warga menyeberang kali sejak tahun 1982. Bahkan, Edi telah menjadi generasi penerus dan menekuni profesi penarik getek sejak 1994.
Menurut Edi, beberapa kali pembangunan jembatan telah diusulkan tapi ditolak oleh ketua lingkungan. "Katanya kalau pakai jembatan takut rawan pencurian. Karena dulu ada pencurian kabur ke sini, dikira warga Gang Lorong 27 yang melakukan," ujarnya.
Dari pantauan Tempo, masih banyak warga yang memanfaatkan getek tersebut untuk menyeberang kali. Setiap kali menyeberang warga membayar Rp 1.000.
Edi mengatakan getek miliknya masih diminati warga karena menjadi sarana untuk memotong jalan ketimbang harus memutar jauh melewati jembatan di yang jaraknya sekitar 500 meter dari Jalan Lorong 27. Bahkan, geteknya tersebut juga pernah dimanfaatkan Ma'ruf Amin. "Abah kalau mau nyukur rambut di seberang pasti lewat sini dan pakai getek saya," ujarnya.
Kali Lagoa Kanal yang berjarak 50 meter dari kediaman Wakil Presiden Maruf Amin di RT 7 RW8 Kelurahan/Kecamatan Koja, Jakarta Utara, 21 Oktober 2019. Tempo/Imam Hamdi
Ketua RT 07 RW 08 Kelurahan Koja, Malawi Makhraj mengatakan berharap adanya penataan Kali Lagoa Kanal, termasuk pembangunan jembatan di dua ruas jalan yang masih dihubungkan getek. Sebab, Kali Lagoa, kata dia, bakal menjadi sorotan karena berada dekat dengan rumah wakil presiden.
"Kami berharap sekali dinormalisasi. Saat era Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) pernah didata untuk dinormalisasi," kata Malawi.
Menurut Malawi, sungai ini mesti cepat dinormalkan karena sudah terjadi sedimentasi dan di sebagian ruas terbangun permukiman kumuh. Kali tersebut mesti segera diturap agar tidak menimbulkan banjir. "Karena dulu kali itu sering meluap dan menyebabkan banjir. Terutama saat air laut pasang," ujarnya.
Saat ini, kondisi bantaran Kali Lagoa dijejali banyak sampah rumah tangga. Kali tersebut juga mengeluarkan aroma tidak sedap. Warga berharap pemerintah bisa melakukan pengerukan kali sebelum adanya penurapan. "Katanya kalinya memang mau diturap. Tapi sekarang belum ada perkembangannya," kata Malawi.