TEMPO.CO, Bekasi - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi tak mau pusing menanggapi survei Media Survei Nasional (Median) bahwa mayoritas penduduk Bekasi setuju bergabung dengan ibu kota.
"Itu kan survei. Tergantung warganya," ujarnya ketika mengecek pelayanan di RSUD Kota Bekasi, Rabu, 23 Oktober 2019.
Pekan lalu, lembaga Median merilis hasil surveinya terkait “Persepsi Penduduk Kota Bekasi dan DKI Jakarta Atas Rencana Penggabungan Kota Bekasi dan DKI Jakarta”. Hasilnya, sebagian besar penduduk Kota Bekasi ingin menjadi bagian dari DKI Jakarta.
Dalam keterangan persnya, Direktur Eksekutif Median Rico Marbun menyebut 60,6 persen warga Kota Bekasi setuju jika Kota Bekasi bergabung dengan DKI Jakarta. Hanya sebesar 11,4 persen warga saja yang tidak setuju. Sedangkan 26,0 persen warga menjawab tidak tahu.
Adapun metode penelitian yang digunakan yaitu multistage random sampling dengan margin of error sebesar 4,3 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Menurut dia, ada lima alasan terbesar dari warga Kota Bekasi bergabung dengan DKI Jakarta berdasarkan survei, sebanyak 14,4 persen menganggap lebih dekat dengan wilayah DKI Jakarta daripada Bandung; 7,8 persen menganggap akan lebih maju dan berkembang; 7,8 persen setuju dengan usulan pemkot Bekasi bergabung dengan DKI Jakarta; 5,8 persen menganggap lebih strategis dengan DKI Jakarta; 5,8 persen ingin mengatasi pengangguran.
Survei dilakukan pada 21 September sampai 5 Oktober 2019. Jumlah responden adalah 500 orang warga Kota Bekasi dan 500 penduduk DKI Jakarta.
ADI WARSONO