TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 25 dari total 96 rumah tinggal di RT 02 RW 03 Kelurahan Bambu Apus Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur dilanda krisis air sejak awal September lalu.
"Rata-rata warga yang kekurangan air bersih ini akibat kedalaman sumur di rumahnya cuma 12 sampai 15 meter," kata Ketua RT 02 RW 03 Bambu Apus, Adi Ismanto, di Jakarta, Kamis, 24 Oktober 2019.
Selain itu, kata Adi, kontur lahan di kawasan setempat relatif lebih tinggi bila dibandingkan kawasan sekitarnya. Sehingga, rumah-rumah itu setiap kemarau panjang selalu dilanda kekeringan.
Pada Rabu malam, 23 Oktober lalu, PT Aetra telah mendistribusikan bantuan air bersih sekitar 7.000 liter. Air tersebut didistribusikan kepada warga yang membutuhkan dengan cara ditampung menggunakan galon maupun panci.
"Itu juga setelah saya telepon lurahnya. Terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu," kata Adi.
Salah seorang warga setempat, Nemi, 42 tahun mengaku sempat mengandalkan air bersih milik tetangganya yang juga tinggal di rumah kontrakan. "Tapi airnya keruh. Enggak layak buat dimasak," kata dia.
Air yang keluar dari keran pun relatif kecil karena sumur yang mulai mengering. "Palingan sebesar batang lidi keluarnya, beberapa menit kemudian berhenti," kata Nemi.
Sementara itu, air bersih bantuan dari PT Aetra diperkirakan cukup untuk keperluan rumah tangga selama dua hari ke depan. "Kalau bisa sih setiap dua hari sekali dikirim air kyak begini biar bisa dipake buat minum sama masak," ujarnya.