TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan penataan trotoar yang dilakukan pemerintah sekaligus untuk menertibkan lebar lajur jalan di ibu kota. Menurut Anies, selama ini lebar lajur sejumlah jalan di ibu kota tidak sama.
"Jadi (lebar jalannya) dibuatkan konsisten. Itu yang sedang dilakukan," kata Anies menjawab kritik legislator ihwal revitalisasi trotoar di Balai Kota DKI, Kamis, 24 Oktober 2019.
Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI Jakarta dari PDIP, Pandapotan Sinaga mengatakan pemilik mobil mengancam tak membayar pajak. Alasannya, pemerintah DKI mempersempit jalan raya untuk revitalisasi trotoar.
"Pemilik mobil telepon ramai-ramai tidak bayar pajak karena mereka mengharapkan dengan bayar pajak itu jalan jangan macet," kata Pandapotan dalam rapat banggar rancangan KUA-PPAS 2020 di Gedung DPRD, Jakarta Pusat, Rabu, 23 Oktober 2019.
Menurut Anies, yang menjadi penyebab kemacetan justru adanya ruas jalan yang tidak teratur atau konsisten dalam sisi lebarnya. Sebab, beberapa jalan ada yang beberapa ruasnya lebar dan di ruas lainnya mengecil.
"Salah satu sebab mengapa terjadi kemacetan karena lajurnya tidak konsisten, dua lajur berubah jadi tiga, berubah jadi dua lagi, akhirnya justru menyebabkan kemacetan," ujarnya.
Kata Anies, kritik yang dilayangkan dewan mesti detail jalan mana yang terjadi kemacetan karena revitalisasi trotoar.
"Semua yang bicara mengenai trotoar, mengenai jalan, harus spesifik di mana dan waktunya kapan," ucapnya. "Karena kita kebijakannya kan enggak sama semua."