TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD DKI Jakarta mencatat sejumlah wilayah di Jakarta Utara, Barat, dan Timur mengalami kekeringan akibat kemarau panjang. Wilayah paling terdampak adalah Jakarta Barat dengan 28 rukun tetangga (RT), diikuti jakarta Timur 12 RT dan Jakarta Utara 5 RT.
Hal itu diakibatkan belum turunnya hujan secara berkelanjutan di Ibu Kota. Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI Jakarta mengatakan rata-rata wilayah tersebut mengalami kekeringan sejak awal Oktober.
Meski begitu, kekeringan tak melanda keseluruhan wilayah dan hanya terjadi di beberapa titik saja. "Misalnya ada kecamatan yang terdampak, itu tidak seluruhnya. Hanya beberapa RW dan itu pun tidak semua areanya mengalami kekeringan," kata Iwan lewat sambungan telepon, Jumat, 25 Oktober 2019.
Berikut adalah rincian wilayah yang mengalami kekeringan berdasarkan data dari BPBD DKI Jakarta:
1. Jakarta Utara
-Kelurahan Penjagalan, Kecamatan Penjaringan
RW 13 (RT 3, 8, 9, dan 11)
-Kelurahan Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan
RW1 (RT 3)
2. Jakarta Barat
-Kelurahan Kalideres, Kecamatan Kalideres
RW 11 (RT 1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 10, dan 11)
-Kelurahan Pegadungan, Kecamatan Kalideres
RW 9 (RT 3, 4, 5, 6, dan 7)
RW 4 (RT 3, 8, 12, 13, 14, 15)
-Kelurahan Kamal, Kecamatan Kalideres
RW 7 (RT 9, 10, dan 12)
RW1 (RT 3 dan 6)
-Kelurahan Semanan, Kecamatan Kalideres
RW 2 (RT 2)
RW 13 (RT 5 dan 6)
3. Jakarta Timur
-Kelurahan Ceger, Kecamatan Cipayung
RW 2 (RT 3)
RW 1 (RT 1)
-Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Cipayung
RW3 (RT 2, 5, 8, 9, 11, dan 14)
RW 5 (RT 1 dan 2)
-Kelurahan Dukuh, Kecamatan Kramat Jati
RW 4 (RT 12)
-Kelurahan Munjul
RW 2 (RT 7)
Iwan mengatakan Pemerintah Provinsi DKI telah membentuk Tim Satuan Tugas Air Bersih guna membantu masyarakat yang mengalami kekeringan. Bekerja sama dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), Aetra, PT PAM Lyonnaise jaya (Palyja), tim satgas, kata dia, telah menyalurkan air bersih ke wilayah-wilayah tersebut.
Menurut Iwan, tidak ada batas waktu pemberian bantuan air bersih kepada warga yang terdampak kekeringan. "Pasokan air bersih dihentikan saat situasi sudah normal kembali dan musim kekeringan sudah berakhir," ucap Iwan.
BMKG sebelumnya menyebutkan bulan Agustus hingga September merupakan puncak musim kemarau di Indonesia. Meskipun demikian, hujan diperkirakan baru akan turun pada November mendatang.
Tak hanya DKI Jakarta, menurut BMKG hampir seluruh wilayah di Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara mengalami kekeringan cukup tinggi. Kemarau panjang menyebabkan hujan tak turun dalam 60 hari.