Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Timbal di Taman Bermain, Tertinggi Ditemukan di Ayunan Kuning

image-gnews
Suasana area bermain anak di Taman Menteng Jakarta Pusat yang menjadi salah satu tempat dengan paparan timbal berdasarkan riset Nexsus3, Sabtu 26 Oktober 2019. TEMPO/TAUFIQ SIDDIQ
Suasana area bermain anak di Taman Menteng Jakarta Pusat yang menjadi salah satu tempat dengan paparan timbal berdasarkan riset Nexsus3, Sabtu 26 Oktober 2019. TEMPO/TAUFIQ SIDDIQ
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian Yayasan Nexus3 di 32 taman di DKI Jakarta menunjukkan banyaknya peralatan bermain anak seperti perosotan, ayunan dan jungkat-jungkit mengandung konsentrasi timbal dalam jumlah tinggi. Timbal itu ditemukan pada cat yang menempel di peralatan bermain. Dalam hasil penelitian itu, sebanyak 82 dari 119 peralatan bermain yang dianalisis memiliki konsentrasi timbal total di atas 90 ppm (part per milion).

"Penelitian ini mengambil kota Jakarta sebagai sampel karena merupakan representasi kota lain di Indonesia," ujar Toxic Program Officer Nexus3, Sonia Buftheim kepada Tempo, Jumat, 25 Oktober 2019.

Menurut Nexus3, standar peraturan paling ketat di dunia hanya 90 ppm. Namun pada saat penelitian, mereka menemukan peralatan bermain yang memiliki konsentrasi timbal mencapai 4.170 ppm. Angka itu didapat dari kombinasi permainan luncuran dan ayunan berwarna kuning di salah satu taman di Jakarta Barat.

Dalam penelitiannya, Nexus3 mengambil 19 sampel peralatan bermain di taman-taman wilayah Jakarta Barat yang melebihi 90 ppm. Dari sampel itu, angka tertinggi yang didapatkan adalah 4.170 ppm di kombinasi permainan luncuran dan ayunan salah satu taman.

Di Jakarta Pusat, tingkat konsentrasi timbal tertinggi mencapai 4.090 ppm ditemukan pada peralatan bermain di taman sebuah apartemen. Berikutnya di Jakarta Timur, Nexus3 menemukan konsentrasi timbal mencapai 4.100 ppm pada peralatan bermain di taman kanak-kanak.

Sedangkan di Jakarta Utara, konsentrasi timbal paling tinggi adalah 4.090 pada peralatan bermain di taman kanak-kanak. Di Jakarta Selatan, angka tertinggi yakni 4.070 ditemukan di taman bermain umum.

Nexus3 juga memetakan lokasi pengambilan sampel dalam penelitiannya. Titik merah pada sampel mewakili taman bermain dengan konsentrasi cat bertimbal di atas 90 ppm dan titik di bawah 90 ppm.

Berikut pesebaran timbal di taman-taman Ibu Kota beserta titiknya

Jakarta Barat

- RPTRA Meruya Selatan (merah)
- RPTRA Jeruk Manis (merah)
- RPTRA Manuver (hijau)
- Taman di Jalan Kav. DKI, sekitar RPTRA Menara (hijau)
- RPTRA Nusa Indah Komplek BPPT (hijau)
- Taman di Komplek Hutan Srengseng (hijau)
- RPTRA Jatipulo Akur (hijau)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jakarta Utara

- Taman di Jalan Kepanduan II (merah)
- RPTRA Penjaringan (hijau)
- RPTRA Gading Tarian (hijau)
- Taman di Jalan Mawar Jingga (merah)
- RPTRA Griya Pratama (merah)

Jakarta Pusat

- Taman di Jalan Buyan (hijau)
- RPTRA Taman Guntur (merah)
- RPTRA Taman Menteng (merah)
- RPTRA Taman Ranin (hijau)
- RPTRA Gondangdia (hijau)
- RPTRA Amir Hamzah (hijau)
- Taman di Menteng Square (merah)

Jakarta Selatan

- Taman di Jalan Poncol Lestari (merah)
- Taman di Pondok Pesantren Miftahul Ulum (merah)
- Taman Spathodea (hijau)
- Taman di sekitar SDN Kebagusan (hijau)
- Taman Sepat (hijau)
- RPTRA Baung (hijau)
- RPTRA Asoka (hijau)
- Taman di sekitar Masjid Jami Al Hidayah (hijau)
- RPTRA Malinjo (hijau)
- Taman di Simpang Tiga Kalibata (hijau)

Jakarta Timur

- Taman di Jalan Raya Pulo Gebang (merah)
- RPTRA Pulo Gebang Permai (hijau)
- Taman di Jalan Pulo Jawa (merah)

Yayasan Nexus3 melakukan riset bersama dengan IPEN, sebuah jaringan global LSM kepentingan publik untuk masa depan yang bebas racun. Nexus3 mengunjungi 32 taman di Jakarta itu pada Oktober 2019. Mereka mendeteksi peralatan bermain berlapis cat bertimbal pada 20 taman bermain umum dan 12 taman bermain untuk usia taman kanak-kanak di lima wilayah Jakarta menggunakan alat analisis X-Ray Fluorescence (XRF).

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengapa Tidak Dianjurkan Minum Teh Sebelum Tidur?

39 hari lalu

Ilustrasi minum teh. Shutterstock.com
Mengapa Tidak Dianjurkan Minum Teh Sebelum Tidur?

Kandungan kafein berlebihan dalam teh dapat mengganggu siklus tidur dan bangun.


Peneliti FKUI Ingatkan Bahaya Pajanan Timbal pada Anak

10 Januari 2024

Ilustrasi panci. id.priceaz.com
Peneliti FKUI Ingatkan Bahaya Pajanan Timbal pada Anak

Pajanan timbal dapat menyebabkan beragam gangguan kesehatan, khususnya pada anak. Berikut penjelasan peneliti FKUI.


Bisa Hambat Perkembangan Anak, Ketahui Deretan Bahan Kimia dalam Mainan Anak

12 Februari 2023

Ilustrasi anak-anak dan mainan. Shutterstock.com
Bisa Hambat Perkembangan Anak, Ketahui Deretan Bahan Kimia dalam Mainan Anak

Anak-anak selalu berada di dekat mainan anak, maka tak aneh mereka bermain, memeluk, dan bahkan mengunyah.


Cara Membuang Limbah Baterai agar Tidak Mencemari Lingkungan

8 Desember 2022

Ilustrasi batu baterai. Pixabay
Cara Membuang Limbah Baterai agar Tidak Mencemari Lingkungan

Jika tidak didaur ulang dengan baik, limbah baterai akan berdampak pada lingkungan sekitar Anda.


Ini Kegunaan Pensil H, F, HB, dan B

11 Desember 2021

Warna-warni pensil kayu Faber-Castell  saat diproduksi di pabrinya di Stein dekat Nuremberg, Jerman 16 Januari 2018. Faber-Castell merupakan salah satu produsen terbesar dan tertua di dunia untuk pena, pensil, perlengkapan kantor lainnya. REUTERS
Ini Kegunaan Pensil H, F, HB, dan B

Setiap jenis pensil memiliki kegunaan berbeda-beda. Berikut ini kegunaan pensil H, F, HB, dan B.


Wagub DKI Sebut RPTRA di Jakarta Tak Lagi Pakai Cat Bertimbal

5 November 2021

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Oktober 2021. TEMPO/Lani Diana
Wagub DKI Sebut RPTRA di Jakarta Tak Lagi Pakai Cat Bertimbal

Wagub DKI Riza Patria mengatakan, tak ada lagi zat berbahaya yang mengancam kesehatan anak-anak saat beraktivitas di RPTRA.


Wagub DKI Bantah Kandungan Logam Berat Beracun di Alat Permainan RPTRA Jakarta

5 November 2021

Sejumlah anak-anak beraktivitas di RPTRA Bonti Tanah Abang, Jakarta, Jumat, 29 Oktober 2021. Yayasan Nexus 3 menilai ada puluhan tempat bermain di Jakarta yang biasa disebut Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) tidak ramah anak lantaran belum bebas zat logam timbal. Zat tersebut banyak ditemukan di dalam ragam permainan warna-warni anak yang kedapatan dilapisi cat belum bebas timbal. TEMPO/Muhammad Hidayat
Wagub DKI Bantah Kandungan Logam Berat Beracun di Alat Permainan RPTRA Jakarta

Studi yang dilakukan Yayasan Nexus3 pada tahun 2019 menunjukkan cat bertimbal ditemukan di 32 RPTRA di Jakarta.


Enam Elemen Paling Beracun di Dunia

3 Oktober 2021

Kawasan kebun sagu yang terkena limbah merkuri di Gunung Botak, Pulau Buru, Maluku, Rabu, 28 November 2018. ANTARA
Enam Elemen Paling Beracun di Dunia

Salah satu zat beracun ini dipakai untuk membunuh aktivis HAM, Munir Said Thalib


Ini Bahayanya Jika Terlalu Sering Makan Mi Instan

28 Agustus 2021

Ilustrasi mi instan (Pixabay.com)
Ini Bahayanya Jika Terlalu Sering Makan Mi Instan

Dilansir dari laman Times of India, sebagian besar merek mi instan mengandung MSG, zat aditif untuk meningkatkan cita rasa makanana.


Penyebab Penyakit Misterius di India Mulai Terkuak

12 Desember 2020

Seorang pekerja medis merawat pasien yang menderita penyakit virus corona (Covid-19), di Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Yatharth di Noida, di pinggiran New Delhi, India, 15 September 2020.[REUTERS / Adnan Abidi]
Penyebab Penyakit Misterius di India Mulai Terkuak

Hasil penelitian para ahli di India menunjukkan makanan yang dikonsumsi para korban mengandung merkuri dan residu pestisida berlebih