TEMPO.CO, Jakarta -Seluruh massa aksi demonstrasi Gerakan Indonesia Memanggil membubarkan diri dari depan Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata sekitar pukul 18.05 WIB.
Tak lama kemudian, petugas mulai membersihkan Jalan Medan Merdeka Barat yang mengarah ke Istana Negara.
Polisi lalu membongkar kawat berduri yang menutupi jalan itu dan mensterilisasi jalan busway dari warga. Bus transjakarta dan kendaraan pribadi bisa kembali melintasi Jalan Medan Merdeka Barat sejak pukul 18.24 WIB yang menuju ke Jalan MH. Thamrin. Polisi juga telah membuka penutup Jalan Medan Merdeka Barat yang mengarah ke Istana Negara.
Kepala Kepolisian Resor Jakarta Pusat Komisaris Besar Harry Kurniawan sebelumnya mengimbau massa untuk menjalankan salat magrib dan membubarkan diri. "Terimakasih massa aksi, kami mengapresiasi aksi ini berjalan dengan tertib," ujar Harry.
"Waktu sudah menunjukan pukul 18.00 WIB kami mengingatkan untuk melakukan ibadah salat magrib. Usai itu kawan-kawan dapat pulang," lanjut dia.
Sebelum ini, sejumlah massa aksi yang mengenakan pakaian bebas serta penutup wajah hitam tetap bertahan di lokasi aksi. Mereka menghadap ke arah polisi. Posisi polisi dan massa dihalangi dengan kawat berduri. Sementara mahasiswa dan buruh telah menghadap ke arah pulang dan bersiap membubarkan diri.
"Kami melihat ada provokasi. Hati-hati di sekitar anda ada provokator. Mahasiswa dan buruh harap diperhatikan," ucap seorang polisi.
Mahasiswa berasal dari Universitas Indonesia (UI), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Bina Nusantara (Binus), Universitas Padjajaran (Unpad), Universitas Gunadarma, Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP), ATVI, Universitas Buana Perjuangan Karawang, dan Stikes Kharisma Karawang.
Hari ini massa dari mahasiswa dan buruh menggelar Gerakan Indonesia Memanggil. Mereka melanjutkan perjuangan menolak pengesahan revisi UU KPK dan rencana pengesahan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana atau RKUHP atau dikenal dengan aksi #ReformasiDikorupsi.
Sebelumnya, aksi serupa berlangsung di Gedung DPR, Jakarta. Para mahasiswa bergerak pada 23-24 September 2019. Aksi dilanjutkan oleh siswa sekolah teknik menengah (STM) pada 25 September di lokasi yang sama dan berakhir ricuh.
Terakhir mahasiswa kembali demo di Gedung DPR pada 30 September. Aksi juga berujung rusuh. Massa melemparkan pelbagai jenis barang ke arah aparat. Aparat merepons dengan tembakkan gas air mata. Total lima orang tewas dalam aksi tersebut.