TEMPO.CO, Bekasi - Belasan siswa sekolah TK Pegayon di Jalan Komplek Puri Gading Vila Bekasih Blok H1 nomor 25, Jatimelati, Pondokmelati, Kota Bekasi terpaksa harus belajar di teras sekolah sejak tiga bulan lalu. Atap ruang kelas mereka ambruk dan pihak sekolah tak memiliki biaya untuk perbaikan.
"Sejak ambruk, sampai sekarang belum diperbaiki karena tidak ada biaya," kata Kepala TK Pegayon, Tina Taurina kepada Tempo pada Rabu, 30 Oktober 2019.
Menurut dia, atap yang ambruk berada pada ruang kelas TK B. Material kayu dan genting di ruangan tersebut tampak berantakan, sehingga tak bisa dipakai lagi. Sedangkan ruang TK A nyaris ambruk, sehingga sama-sama tak bisa dipakai. "Kami minta bantuan kepada donatur, tapi belum ada respon," ujar dia.
Karena itu, ia berinisiatif patungan dengan teman-temannya untuk memperbaiki kerusakan atap tersebut. Sebab, jika tak segera diperbaiki, kerusakan akan semakin parah. Apalagi sudah memasuki musim hujan.
"Tapi uang yang terkumpul baru sedikit, belum cukup," ucap Tina.
Melihat kondisi itu, pihaknya terpaksa melakukan kegiatan belajar mengajar di teras. Sebab, ruangan tidak bisa dipakai lagi. Menurut dia, selama belajar di teras anak didiknya tak bisa konsentrasi karena menjadi perhatian orang yang melintas.
"Kasihan anak-anak enggak bisa konsentrasi," katanya.
Ia mengatakan, jumlah siswa di TK Pegayon sebanyak 11. Mereka mayoritas dari keluarga tidak mampu yang tinggal di perkampungan di luar komplek perumahan. Siswa dikenakan biaya SPP sebesar Rp 60 ribu untuk operasional.
"Kami berharap ada yang membantu memperbaiki," ujar Tina.
Berdasarkan pengamatan Tempo, sekolah TK tersebut berada di tengah-tengah perumahan kelas menengah ke atas. Sekolah ini menempati bangunan bekas rumah dengan dua kamar tidur. Luas lahan diperkirakan mencapai 70 meter.
Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto berjanji akan mengecek kondisi sekolah TK yang atapnya ambruk tersebut.
"Nanti akan saya sidak (inspeksi mendadak)," kata Tri dikonfirmasi terpisah.