TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Suku Dinas Pendidikan Jakarta Timur mengklarifikasi soal anggaran ballpoint sebesar Rp 123 miliar dalam APBD DKI 2020 yang sempat menghebohkan. Menurut dia, anggaran itu kini telah direvisi menjadi Rp 18 miliar, itu pun untuk seluruh kebutuhan alat tulis dan kantor, bukan hanya ballpoint saja.
Ade mengaku tak tahu menahu soal siapa yang memasukkan usulan anggaran tersebut. Pasalnya, dia baru menjabat sebagai Kepala Sudain Pendidikan Jakarta Timur selama sebulan.
"Saya tidak tahu kalau ada anggaran itu. Setahu saya tidak ada," ujarnya saat dihubungi.
Ade mengatakan anggaran pembelian ATK untuk sekitar 300 lebih sekolah negeri di Jaktim telah direvisi. Kini, kata dia, Sudin Pendidikan Jakarta Timur hanya mengusulkan anggaran pembelian ATK senilai Rp 18 miliar.
"Tapi detailnya saya tidak hafal. Kalau mau datanya di kantor. Sekarang saya lagi ada rapat di sekolah," kata Ade
Anggaran Rp 123 miliar untuk pengadaan ballpoin itu diungkap oleh Anggota DPRD DKI Fraksi PSI, William Aditya Sarana. Melalui cuitannya, William mempertanyakan anggaran untuk Sudin Jakarta Timur itu karena dinilai terlalu besar. William juga menyoroti berbagai anggaran janggal lainnya dalam APBD DKI Jakarta seperti anggaran pembelian lem aibon sebesar Rp 82 miliar yang akhirnya dihapus.