TEMPO.CO, Jakarta - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan permukaan air laut di Jakarta Utara berada 1,5 meter di atas permukaan tanah.
"Bicara intrusi air laut itu, kita bicara bagaimana satu lapisan air yang datang dari (wilayah Jakarta) selatan ke utara, yang kemudian dari utara bertemu dengan air laut," kata Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Rudy Suhendar di Jakarta, Sabtu, 2 November 2019.
Intrusi air laut adalah peristiwa masuk atau menyusupnya air laut ke dalam pori-pori batuan dan mencemari air tanah yang terkandung didalamnya. "Nah, karakteristik dari lapisan-lapisan batuan di Jakarta itu sendiri terdiri dari beberapa lapis yang memungkinkan terjadinya intrusi," kata Rudy.
Kondisi naiknya permukaan air laut tersebut memiliki dua kemungkinan, apakah tanah Jakarta yang mengalami penurunan atau volume air laut yang semakin tinggi.
Menurut Rudy, pemanfaatan air tanah secara berlebihan di wilayah Jakarta menjadi salah satu penyumbang terjadinya penurunan tanah atau land subsidence dan intrusi air laut.
Rudy menjelaskan bahwa intrusi air laut dapat terjadi akibat naiknya batas antara permukaan air tanah dengan permukaan air laut ke arah daratan dikarenakan perbedaan tekanan air tanah dengan air laut dan adanya karakteristik lapisan-lapisan batuan.
Saat ini, kata Rudy, di wilayah Jakarta bagian utara, muka air laut sudah mencapai 1,5 meter di atas permukaan tanah Jakarta Utara. "Di Jakarta Utara bukan berarti tanah disana turun 1,5 meter, bisa juga air lautnya yang naik, jadi saling mendukung di situ," ujarnya.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, menurut Rudy, pemerintah melakukan berbagai langkah untuk mengurangi dampak penurunan air tanah dan intrusi air laut seperti dengan membangun beberapa tanggul untuk mencegah air laut masuk ke daratan serta pengendalian dari pengaruh manusia terhadap laju penurunan permukaan tanah dengan memperhatikan tumpuan atau pondasi yang harus berada di atas batuan keras, baik itu bangunan berupa gedung, jembatan, dan lainnya.
Menurut Rudy, baik laju intrusi maupun penurunan air tanah di ibu kota, masih bisa diperlambat mengingat ada faktor pengaruh manusia yang masih bisa dikendalikan. "Langkah lainnya adalah pengawasan dan memperketat perijinan jika ada pengajuan pengambilan air tanah," kata dia.