TEMPO.CO, Jakarta -Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan enggan menanggapi pertanyaan wartawan soal unggahan dosen Universitas Indonesia Ade Armando. Dalam unggahan tersebut, wajah Anies tampak dirias seperti tokoh fiksi Joker.
Saat memberikan keterangan usai meninjau area Hari Bebas Kendaraan Bermotor di sepanjang jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat, Ahad pagi 3 November 2019, wartawan sempat beberapa kali menanyakan hal tersebut ke Anies Baswedan.
Baca Juga:
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudyaaan ke-27 itu memilih menanggapi pertanyaan lain. Setelah menjawab, Anies kembali mengabaikan pertanyaan soal dirinya yang digambarkan sebagai Joker dalam unggahan Ade. "Sudah, ya. Terima kasih," tutur Anies sambil berlalu.
Sebelumnya, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Fahira Idris melaporkan Ade ke polisi pada Jumat malam, 1 November 2019. Ia menduga Ade melanggar Pasal 32 Ayat 1 juncto 48 ayat 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dalam unggahannya.
Meme lem aibon yang diunggah netizen ke media sosial. Bukan hanya pengadaan lem, di dalam APBD DKI 2020 juga terdapat anggaran janggal lainnya seperti anggaran pembelian pulpen senilai Rp 124 miliar, komputer yang mencapai Rp 121 miliar dan jasa 5 influencer asing untuk promosi wisata yang mencapai Rp 5 miliar. Twitter/@Deniastan
Menurut Fahira, foto Anies Baswedan yang diunggah oleh Ade Armando merupakan dokumen milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta atau milik publik yang diubah menjadi seperti Joker. Dalam foto itu, Ade menuliskan kalimat 'Gubernur Jahat Berawal dari Menteri yang Dipecat'.
Ade Armando mengakui kalau dirinya memang secara sadar mengunggah gambar tersebut. Ia mengatakan kalau meme itu merupakan bentuk kecaman terhadap Anies ihwal kejanggalan rencana anggaran DKI Jakarta, seperti pengadaan lem Aibon dan pulpen senilai puluhan hingga ratusan miliar rupiah.
“Berbagai kecaman dan kritik terhadapnya dilakukan juga melalui berbagai cara. Saya termasuk di antara kalangan yang mengecam Anies,” tutur Ade.
Ade pun mempermasalahkan laporan tersebut. Menurut dia, kalau ada yang hendak melaporkan dirinya ke polisi seharusnya adalah Anies Baswedan sendiri, bukan Fahira. “Memang dia (Fahira) apanya Anies?” tanya Ade Aarmando.