TEMPO.CO, Jakarta - Wisata Horor Jakarta atau Jakarta Mystical Tour membuat celaka sejumlah pesertanya pada Jumat malam 1 November 2019. Saat itu peserta berada di lokasi kejadian Tragedi Bintaro 1987 di daerah Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan. Berada di sekitaran rel, sekelompok terdiri dari 47 orang itu tak menyadari kalau masih ada satu rangkaian KRL akan melintas di sana.
Kereta melintas dari arah Kebayoran menuju Bintaro tepat ketika para peserta dikumpulkan panitia untuk berfoto bersama. Sontak para peserta buyar. Beberapa di antara mereka mengalami luka-luka karena terjatuh saat menghindari kereta.
Ada pula yang tercebur ke selokan di samping rel. Peserta yang mengalami luka terkilir dibawa ke rumah sakit. Ada juga kerusakan handphone milik peserta saat panik menghindari kereta.
Manta, seorang peserta, mengisahkan rombongan tiba di perlintasan rel Tragedi Bintaro itu sekitar pukul 23.20. "Saya bertanya-tanya jalur ini masih ada kereta beroperasi tidak. Teman saya juga ada yang bertanya hal yang sama," ujarnya, Minggu 3 November 2019.
Seorang peserta rombongan, kata Manta, juga ada yang berinisiatif menanyakan langsung kepada panitia. Saat itu, panitia ada yang menyatakan bahwa jalur kereta sudah aman karena tidak ada lagi jadwal yang melintas.
Manta bersama temannya tidak berani untuk berada di perlintasan kereta. Kebetulan, dia mengungkapkan, sekitar pukul 23.40, seorang pemandu sekaligus cenayang meminta kami cepat meninggalkan lokasi perlintasan. Sebab, makhlus halus penunggu lokasi perlintasan tidak menerima kedatangan mereka.
Sebelum meninggalkan lokasi, kata Manta, pemandu wisata tersebut meminta peserta berkumpul untuk foto di perlintasan dari arah Tanah Abang menuju Bintaro. "Saat kami ingin foto itu, tiba-tiba kereta datang dan nyaris menabrak kami semua," ujarnya. "Saya lari sekuat tenaga dan saya loncat hingga terperosok ke selokan."
Rombongan wisata Jakarta Mystical Tour saat berkumpul di rel lintasan tragedi Bintaro 1987, pada Jumat, 1 November 2019. TEMPO | Bram Setiawan
Manta mengaku mendapatkan sejumlah luka akibat terperosok menghindari kereta. Menurut dia, sedikitnya ada tiga orang yang loncat ke selokan untuk menghindari kereta. "Saya trauma mengikuti wisata itu."
Ananda Satria dari penyelenggara Jakarta Mystical Tour, menyatakan tidak melanjutkan kegiatan tur mistis tersebut. Belajar dari wisata horor pada Jumat, 1 November 2019, panitia menyadari ada beberapa agenda yang keluar dari rencana dan membahayakan peserta.
Ananda mengaku sudah memantau jadwal KRL, namun acara tak sesuai perencanaan. "Permintaan akan meminta maaf secara terbuka," ucap dia.